Senin, Maret 28, 2011

Pemeriksaan kebuntingan

PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN : 1. PEMERIKSAAN LUAR (EKTERNAL) 2. PEMERIKSAAN DALAM (INTERNAL)  EKSPLORASI REKTAL
TEKNIK DIAGNOSA REPRODUKSI, Klasifikasi Berdasarkan
PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN EKSTERNAL
1. Birahi tidak kembali
Sapi: mulai 1 bl kebuntingan post IB / KA. Sapi: 5-10 % dapat birahi lagi, krn estrogen dr folikel an-ovulasi
Kuda: 15 % dapat birahi lagi, krn PMSG pd kebuntingan 50-110 hari.
2. Tinju perut sebelah kanan
Caranya dengan menekan telapak tangan pd perut sebelah kanan ± 10-15 cm dr Δ fossa paralumbal  terasa gerakan fetus
Sapi: mulai umur 5 bl. Kambing: perabaan bimanual setelah 3 bl
3. Asimetri besarnya perut (dilihat dr belakang) ke arah kanan
Mulai bunting 5 bl (monotokus). Sapi perah bunting 6-7 bl pd umumnya prod susu berhenti
4. Pembesaran kelenjar ambing
Mammae membesar kemerahan dengan vena mammarica berkelok-kelok
Sapi dara (heifers): umur 5 bl. Sapi pluripara: stl 6 bl, stl 8 bl bila puting susu dipijat keluar cairan kuning transparat-lengket
Kuda: lambat, stl 10 bl bunting
5. Ligament sacro-ischiadica & sacro-iliaca mengendor
Dipengaruhi relaxin. Sapi: mulai 7 bl bunting
6. Kebengkakan vulva
Labia mayora bengkak mulai 8 bl bunting, diikuti keluar lendir servik krn estrogen meningkat
Keluar lendir servik transparat seperti lendir birahi 1-2 mg sebelum partus.
DIAGNOSA KEBUNTINGAN
Penampang Pelvis Sapi
Palpasi (Eksplorasi) Rektal : 1. Dengan satu jari tangan pada hewan kecil (kambing, domba, babi) 2. Dengan satu tangan  pada hewan besar (sapi, kerbau, kuda)
Syarat palpasi rektal :
1. Siapkan hewan :
- betina, dewasa kelamin, diduga bunting
- keadaan sehat, ditenangkan bagi yang temperamental
- fiksasi : kandang jepit/ stall, tali pada pagar, amankan bagian belakang
2. Palpator :
- Pengetahuan teoritis, anatomis, fisiologis
- Bukan penakut (pada hewan), penjijik (pada kotoran)
- Memakai baju kerja (cattle pack) lengan panjang disingsing, sepatu karet panjang
- Kuku jari tangan potong pendek, selongsongi dengan glove karet/plastik, lumuri dengan sabun lunak atau jelly, tangan siap dimasukkan rectum dengan menguncupkan jari-jari. Pakai salah satu tangan (kiri atau kanan) yang masuk ke rektum, jangan gonta-ganti


Sebelum melakukan eksplorasi rektal untuk hewan bunting : Pastikan hewan dalam keadaan bunting melalui : anamnese, gejala klinis, recording & laporan peternak

TARGET PALPASI REKTAL untuk hewan bunting
Setelah tangan kita masuk ke dalam rektum, maka berturut-turut akan teraba baik salah satu atau beberapa organ atau bentukan :
- Ovarium : Korpus Luteum
- Asimetri kornua uteri
- Kantung amnion & cairannya
- Placentome (Cotyledone + Caruncule)
- Fetus dan atau bagian organ & ekstremitas
- Fremitus (arteri Uterina Media)

Tujuan palpasi rektal
1. Inseminasi Buatan (Artificial Insemination)
2. Diagnosis Kebuntingan (Pregnancy Diagnosis)
3. Embrio transfer non bedah
4. Pengujian status reproduksi sebelum dilakukan breding
5. Diagnosis klinik penyakit pada ovarium dan infeksi uterus




Gambar Kiri. Diagnosa kebuntingan pada sapi secara palpasi rektal ; A. Hari ke-70; B. Hari ke-90; C. Hari ke-110.
Gambar Kanan. Diagnosis kebuntingan pada kuda ; D. Hari ke-40 dan E. hari ke-60. Catatan: merupakan ukuran dan posisi kornua uteri bunting.
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS DENGAN KEBUNTINGAN
NORMAL
Palpasi Uterus :
Pembesaran vesika urinaria akibat penuh berisi urine
hampir sama besarnya dengan kebuntingan 3 bulan. Tetapi fremitus, asimetris tidak dijumpai. Sebaiknya vesika urinaria dikosongkan sebelum mengadakan palpasi rektal, dengan massage dinding vesika urinaria.
PATOLOGIS
Observasi klinis :
1. Birahi tidak kembali : selain kebuntingan, birahi bisa juga tidak kembali karena anestrus dengan adanya hipofungsi ovarium, CL kista, luteal kista, endometritis dan piometra.
2. Besarnya perut : besarnya perut tidak selalu menunjukkan kebuntingan, seperti mola hydatigina (bunting anggur)
3. Tumor usus : jarang pada sapi, biasanya dalam bentuk malignant lymphoma, leyomyoma dan carsinoma. Konsistensi padat, tidak fluktuasi dan menetap pada satu lokasi.
4. Pyometra : kornua yang terinfeksi besar, ada nanah, maksimum sebesar kebuntingan 3-4 bulan. Tidak bertambah besar karena kornua uteri tidak seelastis sewaktu bunting, keadaannya kaku. Biasanya kedua kornua sapi berisi cairan nanah. Tidak ada fremitus, tidak ada karunkula.
5. Ascites : besarnya perut biasanya simetris.

Rabu, Maret 23, 2011

Nematoda 2

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Strongylida
Family : Ancylostomatidae
Sub Family : Necatorinae
Genus : Necator dan
Bunostomum
Sub Family Necatorinae
Ciri-ciri :
Bag dalam buccal tdp gigi sub ventral
Gigi dorsal (-), gigi sub dorsal(lateral) (+), kadang tdp gigi kecil
Saluran bag dorsal (dorsal gutter) membawa kelenjar esofageal- buccal capsul disbt dorsal cone

Genus: Bunostomum = Monodontus Spesies: B. trigonocephalum
Habitat & Inang definitif: Usus halus domba, kambing & sapi.

Morfologi:
Cc jantan: panj 12-17 mm,Cc betina: 10-26 mm.
Ukuran telur: 79-97 x 47-50 µm
Ujung anterior tubuh bengkok kearah dorsal, buccal capsul relatif besar + pd tepi ventral sps chitine plate (sps lempengan chitine), + sps lancet kecil (sub ventral)


Dorsal gutter membawa kelenjar oesophageal & berakhir pd dorsal cone yg besar yg mengarah ke buccal cavity

Pd buccal capsul tdk tdp gigi dorsal
Bursa copulatrix berkemb baik & dorsal lobe asimetris
Spikula gemuk

Vulva terltk di depan pertengahan tbh
Ukuran telur:79-97x47-50µm ovoid dg ujung tumpul & berisi sel embrio yg bergranulasi gelap



Spesies: B. phlebotomum
Sangat menyerupai B. trigonocephalum

Habitat & Inang definitif: Usus halus sapi, zebra, domba.

Morfologi:

Cc jantan: panjang 10-18 mm, Cc betina: 24-28 mm.


Perbedaan denganB.trigonocephalum

Buccal capsul  pada dasarnya tidak terdapat gigi dorsal, gigi ventral  2 pasang lancet

Spikula lebih panjang
Dorsal cone lebih pendek

Ukuran telur sedikit >: 106 x 46 µm
SIKLUS HIDUP BUNOSTOMUM
Larva infektif : bentuk khas- selubung 1 sheat, tbh larva relatif pendek & ekor relatif pendek & selubung daerah ekor relatif panjang; esofagus berakhir dg bulbus yg menonjol

Infeksi per oral/ penetrasi mel kulit
Terj lung migration- moulting menj L IV--bronkhi- trakhea-- kembali ke usus (stl 11 hr)- cc dewasa
Periode prepatent : 30 – 56 hr pasca infeksi
Genus: Bunostomum = Monodontus

Genus: Gaigeria Spesies: G. pachyscelis
Habitat & Inang definitif: duodenum domba, kambing dan ruminansia lain.

Morfologi:
Panj cc jantan 20 mm; cc betina 30 mm
Mirip skl dg Bunostomum: pd buccal capsul tdp dorsal cone & sps sub ventral lancet & gigi dorsal (-)

Morfologi Gaigeria

Bursa cop memp 2 lobus lat kecil, pd bag ventral bergabung dan memenuhi ruang lobus dorsalis.

Antero lat rays pendek & tumpul terpisah dg lateral rays

Spicula langsing panjang

Telur ukuran: 105-129x50-55 µm, tumpul pd ke-2 ujungnya
Siklus Hidup Gaigeria sp
Sama dg hook worm lainnya, secara langsung

Terjadi lung migration- ecdysis L IV- bronkhi, trakhea dan faring- usus- cc dewasa : 10 mg pasca infeksi
KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Strongylida
Family : Trichostrongylidae
Genus : Trichostrongylus,
Haemonchus, Mecistocirrus,
Cooperia, Nematodirus,
Ostertagia

Famili Trichostrongylidae
Morfologi:

Bukal kapsul ⊝, atau kecil sekali
Gigi ⊝, leaf crown ⊝
Cc jantan: bursa kopulatrik sempurna, lob lateral besar, lob dorsal kecil
Spikula kaku berpigmen coklat
Genus: Trichostrongylus
Ciri-ciri:

Ukuran kecil; silinder & warna: kemerahan

Bentuk kepala tidak khas; buccal capsul ⊝

Bursa copulatrix ; lateral rays panjang; doesal rays tidak nyata; ventro-lateral rays < ventral rays


Spikula berpigmen, warna coklat kaku; gubernakulum 

Uterus bercabang (=amphidelp)

Telur oval & berpigmen

Excretory notch di regio esofagus
Spesies: T. columbriformis = T. instabilis
Habitat & Inang definitif: Bagian atas usus halus & abomasum domba, kambing, sapi, unta, babi, kelinci dan manusia.

Spesies-spesies Trichostrongylus:

T. faculatus: usus halus Db, Kb, rusa
T. vitrinus: usus halus Kb, Db, unta, kelinci, manusia


T. capricola : usus halus Db, Kb.
T. probolurus: usus halus Db, unta, manusia

T. axe = T. Extenuatus: abomasum Kb, Db, Sp, rusa, Bb, Kd, keledai, manusia.



Genus: Haemonchus Species: H. contortus
Habitat & Inang definitif: abomasum Kb, Db, Sp & ruminansia lain.
Disebut: stomach worm atau wire worm

Morfologi :
Cacing jantan berwarna merah; cc betina berwarna merah putih selang-seling: ovari berwarna putih & usus berwarna merah krn menghisap darah


Gambaran merah putih tampak spt Barber’s pole
Kutikula ada yg transversal dan beberapa longitudinal
Cervical papillae menonjol spt spina
Buccal cavity kecil + dorsal lancet
Tdp bentukan huruf Y dari dorsal rays (Bursa cop)
Spikula + penonjolan (barb) kecil
Vulva tertutup oleh anterior flap besar & menonjol

Species: H. placei
Habitat & Inang definitif: abomasum Sapi.

Perbedaan dengan: H. contortus
Panjang spikula
Ujung spikula & jarak penonjolannya (barb)
Siklus hidup: Haemonchus sp
Genus: Mecistocirrus Species : M digitatus
Habitat & Inang definitif: abomasum Db, Sp, zebra, kerbau & lambung babi.
Morfologi :
Panj cc jantan sp 31 mm & cc betina 48 mm
Cervical papillae menonjol
Buccal capsul kecil + lancet spt
Haemonchus
Cc betina ovari berbentuk spiral dekat intestine
Vulva flap (-)


KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Spirurida
Super family : Spiruroidea
Family : Thelaziidae
Genus : Thelazia, Oxyspirura

Famili: Thelaziidae
Ciri-ciri:
Pseudo labia ⊝; kapsul pd mulut (buccal capsul) 
Ujung posterior cc jantan: pre & post anal papila 
Spikula unequal
Genus: Thelazia Spesies: T. rhodesii
Habitat & Inang: saccus conjuctiva, ductus lacrimalis domba, kambing, sapi, dan kerbau.
Morfologi:
Warna: putih susu
Panjang cc jantan  8-12 mm
betina  12-18 mm
Kutikula: garis-garis transversal 
Cc jantan: pre kloaka & post kloaka 
Spesies: T. callipaeda
Habitat & Inang: membrana nictitan anjing, kelinci, dan manusia.

Spesies-spesies lain:
T. gulosa : sapi
T. lacrimalis : kuda
T. californiensis : domba, rusa, kucing & anjing


Siklus hidup Thelazia sp

Aquaria sp
Oxyspirura sp
Thelazia sp
Gongylonema sp
Spesies: Oxyspirura mansoni
Habitat & Inang definitif: membrana nictitan ayam dan kalkun.
Morfologi:
Panjang cc jantan  10-16 mm
betina : 12-19 mm
Kutikula: halus
Faring ~ hour glass (jam pasir)
Ekor cc jantan: bengkok ke ventral & alae ⊝
Siklus Hidup Oxyspirura mansoni
KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Spirurida
Super family : Spiruroidea
Family : Acuariidae
Genus : Acuaria =
Echinuria=Dispharynx
Famili: Acuariidae
Ciri-ciri:

Kutikula bagian anterior tdp ornamen disebut “cordon” ≈ celah / selendang pd kutikula.
Bibir kecil bentuk: ∆
Faring silindris


Genus: Cheilospirura = Acuaria Spesies: A. hamulosa
Habitat & Inang definitif: gizzard unggas dan kalkun.

Morfologi:

Panjang cc jantan: 10-14 mm
betina : 16-29 mm
2 cordon menjulur sepanjang tubuh & garis luar tdk teratur
Spikula: unequal

Siklus hidup: indirect cycle

Inang antara :
Grass hopper: belalang
Beetles: kumbang
Bangsa rayap.
Periode prepatent : 3 minggu

Genus: Dispharynx = Acuaria Spesies: A. spiralis
Habitat & Inang definitif: dinding proventriculus, esofagus & usus unggas, kalkun, merpati, burung mutiara & bangsa burung lain.
Morfologi :
Cordon memp haluan sinus & berbalik kembali tp tdk mengal anastomose
I. perantara: Isopoda
Genus: Echinura = Acuaria Spesies: A. uncinata
Habitat & Inang definitif: esofagus, proventriculus, gizzard & usus halus itik, angsa dan bangsa burung liar di pantai.

Morfologi:
Panj cc jantan 8-10 mm;betina 12-18,5 mm
 Cordon tdk berbalik & beranastomose
 Kutikula : 4 deret duri longitudinal
Siklus hidup:  Inang perantara  water fleas

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Sub Class : Adenophorea = Aphasmidia
Ordo : Spirurida
Super Family : Trichuroidea
Family : Trichuridae =
Trichocephalidae
Genus : Trichuris
Subclass: Adenophora = Aphasmida
Ciri-ciri:

Phasmid (-)
Glandula caudalis  /-
Caudal alae (-)
Super Famili: Trichuroidea
Ciri-ciri:
Jar musculus esofagus mengal reduksi / -
Glandula esophageal : di sisi luar esofagus : 1 deret sel²
Cacing jantan: memp 1 spikula / -
Famili: Trichuridae = Trichocephalidae
Ciri-ciri:

Ukuran sedang s.d. besar
Bag posterior lebih gemuk dari pada anterior
Genus: Trichuris = Trichocephalus
Ciri-ciri:
Disebut whip worm (cacing cambuk) : bagian anterior tubuh panjang & langsing, bag posterior lebih gemuk.
Bag posterior cacing jantan ~ keriting (melingkar) &  1 spikula + dikell oleh selubung yg prostusible &  duri² kutikula
Vulva: pd permukaan bag yang lebar dari tubuh
Telur ~ tong  sumbat transparan :
ukuran 70-80 x 30-42 µm
Spesies: T. ovis
Habitat & Inang: caecum domba, kambing, sapi dan ruminansia lain.

Morfologi:

Panjang cc jantan: 50-80 mm
betina : 35-75 mm
Spesies: T. globulosa
Habitat & Inang: caecum rusa, domba, kambing,
sapi dan ruminansia.

Morfologi:
Panjang cc jantan: 40-70 mm
betina : 42-60 mm
Spesies-spesies lain:
T. vulpis : caecum & usus halus anjing & serigala
T. suis : caecum babi

Siklus hidup Trichuris sp:
KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Sub Class : Adenophorea = Aphasmidia
Ordo : Spirurida
Super Family : Trichuroidea
Family : Capilariidae
Genus : Capilaria

Famili: Capillaridae Genus: Capillaria
Ciri-ciri:

Tubuh: kecil & langsing.
Bag posterior tubuh: tidak begitu jelas perbedaan dengan anterior
Spesies-spesies pada unggas Capillaria caudinflata = C. caudinflatum = C. longicollis
Habitat & Inang: usus halus burung merpati dan
bangsa burung lain.

Siklus hidup: direct/indirect

Membutuhkan inang antara : cacing tanah
Eisenia foetida
Allobophora caliginosa
Lumbricus sp
Dendrobaena sp

Spesies-spesies lain:
C. columbae : usus halus ayam, burung merpati, kalkun & burung liar

C. annulata : crop & esofagus ayam, kalkun & bangsa burung
Khas: kutikula bag anterior bengkok

Siklus hidup: = C. caudinflata

C. contorta: crop, esofagus & mulut kalkun, angsa & burung


Spesies-spesies pada mammalia
C. bovis = C. longipes: usus halus sapi, domba, kambing

C. aerophila: trachea, bronchi, cavum nasal & sinus frontalis anjing, serigala & rubah

C. hepatica: liver tikus

Phyllum: Acanthocephala
Disebut: thorny headed worm = cacing
kepala berduri.

Morfologi:

Tubuh silindris terbungkus segmen (kulit) tdd 5 lapisan & permukaannya: absortip

Terdapat 20-62 lipatan pada kutikula

Bagian anterior  probosis : retractil, silindris / oval  kait-kait berderet secara transversal / longitudinal.
Probosis terletak dlm kantong probosis

Sistem excretory (- )
Jantan: 2 testes & tandem
 2 glandula cement, cement receptacle & ligament suspensory.


Genus: Macracanthorrhynchus Species: M. hirudinaceus
Habitat & Inang: usus halus babi.

Morfologi:
Tubuh: melengkung dan warna pucat
Panjang: cc jantan 10 cm;cc betina 35 cm / >
Kutikula melipat transversal   6 kait / deret
Telur: warna coklat tua  operculum
Ukuran telur : 87-110 x 40-65 m

Nematoda 1

Filum Nemathelminthes
Morfologi:

Silindrik memanjang, kedua ujungnya runcing dg bbrp perkecualian
Badan tidak bersegmen
Kutikula :
Dibentuk o/ lps sub kutikula-dibwhnya disebut Hipodermis
Lapisan muskuler


Terdiri dari cacing jantan dan betina (dioeceus)
Siklus hidup direct dan indirect

Terbagi 2 kelas:
Nematoda
Nematomorpha ( parasit pd hewan piaraan, parasit pd insekta)

Kelas (Class) Nematoda
Dibagi dua sub-kelas:

Subkelas: Secernentea (Phasmida)

Subkelas: Adenophorea (Aphasmida)


Subkelas: Secernentea (Phasmida)

Ciri-ciri:

Pada tubuhnya terdapat phasmid.
Pada umumnya cacing jantan punya caudal alae atau copulatory bursa.

Kelas: Nematoda

Bagian-bagian tubuh:

Mulut: di anterior/sub dorsal/sub ventral & dikelilingi o/ bibir-bibir
Ada & tidak selalu ada: 3 bibir (dorsal (1) dan latero-ventral(2).
Amfid (di anterior): fungsi khemoreseptor
Phasmid( di posterior): kelenjar di post anus ~ kelenjar
Leaf crown~mahkota(inner &outer leaf crown)

Esofagus tdd otot bergaris: utk menghisap makanan
Buccal cavity (rongga mulut):utk menghisap makanan
Bulbus: dibag post esofagus, ada & tidak
Sistem peredaran darah: ⊝
Sex organ: terpisah antara jantan & betina.
Siklus hidup: p.u. direct (ada yg indirect).

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Ascaridia
Superfamily : Ascaridoidea
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris, Parascaris,
Toxascaris, Toxocara

Genus: Ascaris Spesies: Ascaris lumbricoides varietas suum (Ascaris suum)
Morfologi:

Cc jantan: panjang 15-25 cm, diameter 3 mm.
Cc betina: panjang sampai 41 cm, diam 5 mm.
Cuticula relatif tebal.
Oesophagus sederhana, panjang 6,5 mm.
Panjang spicula 2 mm.
Vulva terbuka pada 1/3 bag tubuh dari anterior.
Telur: Bulat panjang dg lapisan luar (lap. albuminous tebal), Ukuran: 50-70 x 40-50 m.

Epidemiologi: tersebar luas di seluruh dunia Induk semang (definitive host): babi, tetapi kadang dapat ditemukan pada domba, sapi, anjing dan manusia. Habitat: usus halus
Siklus hidup: Ascaris suum

Genus: Toxocara Spesies: Toxocara canis
Habitat & Inang definitif: usus halus anjing &
serigala

Morfologi:
Cc jantan: panj 10 cm, Cc betina: panj 18 cm
Cervical alae besar.
Organ kelamin betina meluas ke bagian anterior dan posterior dan berakhir dg vulva.
Cc jantan mempunyai caudal alae dan spicula.
Telur subglobular berkulit tebal, berukuran 90x75 m.





Genus: Toxocara Spesies: Toxocara cati = T. mystax
Habitat & Inang definitif: usus halus kucing & bangsa kucing liar

Morfologi:
Cc jantan: panjang 3-6 cm, Cc betina: panjang 4-10 cm
Cervical alae sangat besar dan bergaris.
Panjang spikula 1,63-2,08 mm.
Ukuran telur 85x75 m.
Siklus hidup: sama dengan T. canis, hanya tidak terjadi infeksi prenatal.

Morfologi komparasi T. canis (A) dan T. cati (B)


Genus: Toxocara Spesies: Toxocara vitulorum
Habitat & Inang definitif: usus halus sapi, zebra &
kerbau

Morfologi:
Cc jantan: panjang 25 cm, diameter 5 mm
Cc betina: panjang 30 cm, diameter 8 mm
Kutikula tipis, lunak dan terlihat transparan.
Terdapat: tiga bibir


Vulva terletak pd 1/8 bagian tubuh anterior
Telur subglobuler: lapisan albumin, ukuran 75-95 x 60-75 µm

Siklus hidup: mirip dengan T. canis
Terjadi: somatic migration pada jaringan
Dapat terjadi: tracheal migration, prenatal migration dan lactogenic infection

Pada infeksi prenatal: cacing dewasa pd anak sapi berumur 10-42 hari (rata-rata 33 hari).

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Ascaridia
Superfamily : Subuluroidea
Family : Heterakidae
Genus : Heterakis, Ascaridia
Genus: Heterakis Spesies: Heterakis gallinarum = H. papillosus= H. vesicularis = H. gallinae
Habitat & Inang definitif: caecum ayam, kalkun, itik, angsa & bangsa burung lainnya

Morfologi:

Cc jantan: panjang 7-13 mm, Cc betina: 10-15 mm


Siklus hidup: Telur infektif (mengandung larva II): 14 hari g infeksi g per oral g moultingg L III (2-5 hari) g L IV (10 hari) gmoulting g L V (15 hari). Periode prepaten 24-30 hari.
Genus: Ascaridia Spesies: Ascaridia galli = A. lineata = A. perspicillium
Habitat & Inang definitif: Usus halus ayam, bangsa unggas & bangsa burung lain

Morfologi:
Cc jantan: panjang 50-76 mm, Cc betina: 72-116 mm



Siklus hidup:

Stadium infektif (mengandung larva II)
≥10 hari - termakan hospes - mukosa
usus halus (8-17 hari) -
 lumen usus & dws (6-8 minggu) pasca infeksi

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Rhabditida
Superfamily : Subuluroidea
Family : Strongyloididae
Genus : Strongyloides

Famili: Strongyloididae
Ciri-ciri:

Free living generation (generasi hidup bebas di alam):
Bersifat saprofit
Esofagus dg bulbus valvulatorius (rhabditiform)
Parasitic generation (generasi parasitik):
Hidup dlm usus halus vertebrata,
Esofagus silindris memanjang (filariform)

Genus: Strongyloides
Parasitik pd hewan ternak
Bentuk parasitik ada yg bisa parthenogenetic, telur bisa tumbuh di luar induk semang.
Larva infektif (filariform) dapat menembus kulit induk semang  mel aliran darah  paru  trachea  pharing  usus halus.
Bentuk parasitik cacing dewasa ditandai dg genital organ pd betina dan esofagus relatif panjang.


Macam spesies:

S. papillosus: pd usus halus kambing, domba, sapi, kelinci, dan ruminansia liar.
S. westeri: pd usus halus kuda, babi, dan zebra.
S. stercorales: pd usus halus anjing, manusia, serigala, dan kucing.
S. cati: pd usus halus kucing.
S. ransomi: pd usus halus babi.
S. avium: pd usus halus dan caecum ayam, kalkun, dan burung liar.


Siklus hidup Strongyloides
KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Strongylida
Superfamily : Strongyloidea
Family : Strongylidae
Genus : Strongylus


Ordo: Strongylida Superfamili: Strongyloidea Famili: Strongylidae
Ciri-ciri:
Bentuk buccal capsul bulat lonjong di bagian dorsal, bagian tengah mengalami pembesaran  disebut dorsal gutter.
Mempunyai mahkota di bagian anterior buccal capsul, disebut leaf crown atau corona radiata.
Cacing jantan  bursa tumbuh kuat & mempunyai ciri-ciri yang khas pada rays.
Genus: Strongylus Spesies: S. vulgaris
Habitat & Inang definitif: Usus besar kuda.

Morfologi:
Cc jantan: panj 14-18 mm, Cc betina: 20-24 mm, dan diameter rata-rata 1,4 mm.
Buccal capsul berbentuk oval dan terdapat 2 gigi di bagian basis.
External leaf crown ~ rumbai-rumbai di bagian distal alat-alat.



Siklus hidup Strongylus spp:

Bentuk telur: ellip beraturan.
Larva stadium III  larva infektif  mempunyai club shape oesophagus (esofagus seperti tongkat)


Siklus hidup Strongylus spp
KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Strongylida
Superfamily : Strongyloidea
Family : Trichonematidae
Genus : Oesophagustomum,
Chabertia



Genus: Oesophagustomum Spesies: O. columbianum
Disebut nodular worm

Habitat & Inang definitif: kolon kambing, domba dan rusa liar.

Morfologi:

Cc jantan: panjang 12-16,5mm; Cc betina: 15-21,5mm, diameter 0,45 mm.
Cervical alae lebar; external dan internal leaf crown 




Buccal capsul dangkal, bagian anterior > posterior
Cervical groove dan cervical papillae 
Bursa copulatrix tumbuh sempurna & spikula sepasang
Ekor cc betina meruncing; telur mengandung 8-16 sel



Siklus hidup:
Penularan: per oral
Masa prepaten: 41 hari
Genus: Oesophagustomum Spesies: O. venulosum
Habitat & Inang definitif: colon domba, kambing, rusa dan unta.

Morfologi:

Cc jantan: panj 11-18 mm; Cc betina: 13-24 mm
Cervical alae ⊝
External dan internal leaf crown 

Genus: Oesophagustomum Spesies: O. radiatum
Habitat & Inang definitif: colon sapi.

Morfologi:

Cc jantan: panjang 11-18 mm; Cc betina: 13-24 mm
Mulut berbentuk bulat
External leaf crown ⊝ dan internal leaf crown 
Genus: Oesophagustomum Spesies: O. dentatum
Habitat & Inang definitif: colon babi.

Morfologi:
Cc jantan: panjang 8-10 mm; Cc betina: 10-11 mm
Cervical alae ⊝; Cervical papillae 
External dan internal leaf crown 

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Nemathelminthes
Sub class : Secernentea
Class : Nematoda
Ordo : Strongylida
Family : Ancylostomatidae
Sub Family : Ancylostominae
Genus : Ancylostoma,

Sub Family Ancylostominae
Ciri-ciri :

Tepi dorsal buccal capsul tdp 1-4 ps gigi
Dorsal gutter tidak menuju buccal cavity utk membtk dorsal cone
Seb kanan buccal capsul tdp 2 gigi dorsal

Genus Ancylostoma Species : Ancylostoma caninum
Habitat : usus halus
Inang def : anjing, kucing, serigala,
manusia

Morfologi :
Panj cc jantan 10-12 mm, betina 14-16 mm
Cacing tampak kaku, warna abu-
abu/kemerahan (krn usus berisi darah
hospes)





Oral apertura membuka kearah antero-dorsal & dilengkapi dg bag ventral dg 3 bh gigi tiap sisi

Buccal capsul terltk di dalam. Pd dasar buccal capsul tdp sps gigi dorsal berbtk segitiga & sps gigi ventro-lat

Dorsal cone (-)
Bursa copulatrix memp 2 spiculae sama panjang

Vulva terltk 2/5 bag ant tubuh
Telur ovoid 9tdd 2 lps), ukuran:56-75x34-47µm

SIKLUS HIDUP ANCYLOSTOMA
Larva infektif(L III): 1mg
Infeksi :per oral, per cutan/penetrasi kulit
L III--maasuk tbh hospes-larva mencari pemb drh- aliran drh- jantung paru-paru- alveolilaringfaringdibatukkankembali ke usus halus
Beberapa larva dpt mel kapiler paru2- p d sistemik- organ-organ

Hewan bunting- terj prenatal infection larva tdk berkembang s/d fetus lahir- menjadi cc dewasa
Pd infeksi per oral- larva migrasi ke paru2 dan sering larva juga migrasi & penetrasi ke dinding lambung/usus- lumen usus halus menj dewasa
Stad dewasa: 14-20 hr
Infeksi prenatal- periode prepaten : ±13 hr
Dapat terjadi penul trans colostral

Sub Family Necatorinae
Ciri-ciri :
Bag dalam buccal tdp gigi sub ventral
Gigi dorsal (-), gigi sub dorsal(lateral) (+), kadang tdp gigi kecil
Saluran bag dorsal (dorsal gutter) membawa kelenjar esofageal- buccal capsul disbt dorsal cone

Genus Bunostomum= Monodontus Spesies : B trigonocephalum
Habitat : usus halus
Inang def : domba, kambing kadang2 sapi

Morfologi :

Panj cc jantan 12-17 mm, cc betina 10-26 mm
Ujung anterior tubuh bengkok kearah dorsal, buccal capsul relatif besar + pd tepi ventral sps chitine plate (sps lempengan chitine), + sps lancet kecil (sub ventral)



Dorsal gutter membawa kelenjar oesophageal & berakhir pd dorsal cone yg besar yg mengarah ke buccal cavity

Pd buccal capsul tdk tdp gigi dorsal
Bursa cop berkemb baik & dorsal lobe asimetris
Spikula gemuk

Vulva terltk di depan pertengahan tbh
Ukuran telur:79-97x47-50µm ovoid dg ujung tumpul & berisi sel embrio yg bergranulasi gelap
SIKLUS HIDUP BUNOSTOMUM
Larva infektif : bentuk khas- selubung 1 sheat, tbh larva relatif pendek & ekor relatif pendek & selubung daerah ekor relatif panjang; esofagus berakhir dg bulbus yg menonjol

Infeksi per oral/ penetrasi mel kulit
Terj lung migration- moulting menj L IV--bronkhi- trakhea-- kembali ke usus (stl 11 hr)- cc dewasa
Periode prepatent : 30 – 56 hr pasca infeksi


Genus: Gaigeria Spesies: G. pachyscelis
Habitat & Inang definitif: duodenum domba, kambing dan ruminansia lain.

Morfologi:
Panj cc jantan 20 mm; cc betina 30 mm
Mirip skl dg Bunostomum: pd buccal capsul tdp dorsal cone & sps sub ventral lancet & gigi dorsal (-)

Morfologi Gaigeria

Bursa cop memp 2 lobus lat kecil, pd bag ventral bergabung dan memenuhi ruang lobus dorsalis.

Antero lat rays pendek & tumpul terpisah dg lateral rays

Spicula langsing panjang

Telur ukuran: 105-129x50-55 µm, tumpul pd ke-2 ujungnya
Siklus Hidup Gaigeria sp
Sama dg hook worm lainnya, secara langsung

Terjadi lung migration ecdysis L IV bronkhi, trakhea dan faring usus cc dewasa : 10 mg pasca infeksi

cestoda

Kelas (Class) Cestoda
Tubuh terdiri dari:
Scolex = kepala
Neck = leher
Strobila = tubuh
Tubuh pipih, panjang seperti pita
Terdiri dari segmen = proglotida
Scolex dilengkapi dengan: *Rostellum (hook):~mempunyai satu/bbrp ruas kait *Sucker (alat penghisap): memiliki dinding otot, dilengkapi dg kait *Strobila terdiri dari segmen-segmen: alat kelamin jantan dan betina (hermaprodit)

Telur terdapat pd segmen paling posterior (mature):~ keluar bersama feses (proglotida)
Terdapat sekelompok telur di dalam kantong jaringan:~ Dipylidium caninum
Oncosphere pada stadium larva:~ disebut scolices

Sistem ekskresi terdiri dari:~ sel obor = flame cells dan saluran eferens ~ Trematoda
Pusat sistem syaraf:~ scolex, terdiri dari ganglia dan komissura:~ inervasi strobila. - Segmen muda: alat sex jantan berkembang lebih awal. - Segmen dewasa = mature~ alat reproduksinya telah berfungsi.

Ordo Pseudophyllidea: hanya memiliki sepasang alat reproduksi:~ pada setiap segmen.

Ordo Cyclophyllidea: memiliki 2 pasang alat reproduksi, tetapi ada yg hanya sepasang:~ lubang kelamin terletak pd satu sisi/selang- seling.
-Uterus berpangkal pd:~ ootype, uterus ada yg ujungnya terbuka:~ Cotyloda; - Lebih sering tertutup:~ Eucestoda -Embrionasi:telur Cotyloda ~telur Trematoda -mempunyai operculum. - Stadium larva: oncosphere - coracidium.



KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Ordo : Anoplocephalidea
Family : Anoplocephalidae
Genus : Moniezia
Species : Moniezia expansa
Moniezia benedeni
Famili: Anoplocephalidae
Ciri-ciri umum:

Rostellum & hooks t
P.U. proglotid lebih lebar dari pada panjangnya
Hermaprodit
Telur:Lapisan luar:~ membrana vitelina
Lapisan tengah: membrana albumin
Lapisan dalam: membrana chitine
Telur dilengkapi piriform apparatus
Inang perantara: mites famili Oribatidae
Genus: Moniezia Spesies: Moniezia expansa

Habitat: usus halus

Inang definitif: domba, kambing, sapi, dan
bangsa ruminansia.

Penyebaran: kosmopolitan


Morfologi:

Panjang 600 cm dan lebar 1,6 cm
Lebar scolex 0,36–0,8 mm dan sucker prominent
Tepi posterior proglotid terdapat 1 deret interproglotidal gland tersusun ~ cincin-cincin kecil.
Telur berbentuk ∆ mengandung piriform apparatus, ukuran 56-67 μm
Genus: Moniezia Spesies: Moniezia benedeni
Perbedaan dengan M expansa :

M benedeni > M expansa (lebar dpt mencapai 2,6 cm)

2. Interproglotidal glands tersusun pendek di tengah & berderet rapat di bagian tengah segmen.




Inang perantara: famili Oribatidae (tungau) Oribatula, Galumna, Peloribates, Protopeloribates, Scheloribates, Scutovertex & Zygoribatula


Proglotida M. expansa

Proglotida M. benedeni
siklus hidup
telur dan proglotid keluar bersama tinja, proglotid dapat termakan oleh burung sehingga dapat menyebarkan infeksi. Satadium infektif (cysticercoid) berkembang di tungau Cribatidae(hospes intermedier) selama ± 4 bln. Hospes defenitif terinfeksi karena makan tungau bersama tumbuh-tumbuhan. Cacing ini memiliki periode prepaten selama 37-40 hari

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Ordo : Davaineidea
Family : Davaineidae
Genus : Davainea
Species : Davainea proglottina

Genus: Davainea Spesies: D. proglotina
Habitat: duodenum

Inang definitif: ayam, burung merpati, &
bangsa burung lain

Stadium larva : cysticercoid



Morfologi:

Terdiri dari 4-9 proglotid; panjang 0,5-3 mm

Rostellum terdapat 80–94 kait, panj 7-8 µm

Sucker: kait-kait kecil berderet.

Genital pore terletak selang-seling secara teratur

Telur terletak satu persatu dalam parenkim segmen

Ukuran telur: diameter 28-40 μm

Inang perantara: siput tanah (slug), genus Limax, Arion, Cepoea & Agrolimax

Genus: Raillietina Spesies: R. tetragona
Habitat : usus halus

Inang definitif: ayam, burung merpati, &
ayam mutiara

Stadium larva : cysticercoid

Morfologi:

Merupakan cacing pita terbesar pd ayam; panjang 25 cm
Leher tipis, scolex kecil: 100 kait kecil dalam 1 deret
Sucker: 8-10 deret kait kecil.
Setiap kantong telur mengandung 6-11 telur dan diameter 25-50 μm

Spesies: R. echinobothrida
Habitat: usus halus
Inang definitif: bangsa unggas

Morfologi:
Bentuk dan ukuran ~ R. tetragona
Rostellum: 200 kait pada 2 deret & Sucker: 8-10 deret kait
Sucker berbentuk sirkuler.
Genital pore unilateral, kadang selang-seling
Inang perantara: Tetramorium caespitum,
T. semilaeve, Pheidole vinelandica,
& P. palidula


KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Ordo : Dilepididea
Family : Dilepididae
Genus : Dipylidium
Species : Dipylidium caninum


Ordo: Dilepididea Famili: Dipylidiidae
Ciri-ciri:

Mempunyai rostellum: kait-kait
Sucker ± kait-kait
Genital organ 1 pasang / 2 pasang
Testes banyak
Uterus seperti kantong bercabang
Telur dikeluarkan dalam parenchymatous capsules / par uterin organ
Genus: Dipylidium Spesies: D. caninum
Habitat: usus halus

Induk semang definitif: anjing, kucing & kadang manusia

Induk semang perantara:

pinjal anjing: Ctenocephalides canis
pinjal kucing: Ctenocephalides felis
pinjal manusia: Pulex irritans
kutu anjing: Trichodectes canis

Morfologi:

Panjang mencapai 50 cm, berwarna merah muda kekuningan

Proglotid mature & gravid bentuk khas ≅ biji mentimun

Rostellum: 3-4 baris kait kecil, bentuknya seperti duri mawar ≈ rose thorn


Tiap segmen memp 2 ps organ genital

Testes banyak & tersebar di seluruh parenchym segmen

Ovari & vitteline gland bergerombol pd 2 sisi spt buah anggur

Pd segmen gravit terltk telur-telur dlm kapsul, tiap kapsul mengandung sampai 20 telur.


KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Ordo : Diphyllidea
Family : Diphyllidae
Genus : Diphyllobothrium
Species : Diphyllobothrium latum
Diphyllobothrium mansoni=
Spirometra mansoni
Genus Diphyllobothrium Spesies: D. latum
Habitat: usus halus
Inang definitif: anjing, kucing, babi, (hewan pemakan ikan) dan manusia.

Morfologi:
Panjang 2-10 m atau lebih
Terdiri dari 3000 segmen atau lebih
Pada waktu masih hidup berwarna kuning abu-abu & ditengahnya berwarna gelap (karena uterus + telur)

Bentuk scolex memanjang, ukuran 2-3 mm + bothridia di bagian ventral dan dorsal.

Proglotid bagian anterior lebih lebar dari pada panjang, di bagian posterior berbentuk persegi

Testes terletak dorso-lateral dari proglotid & vas deferens menuju ke cirrus dan bermuara di garis tengah dari permukaan ventral

trematoda

KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Digenea
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Species : Fasciola hepatica
Fasciola gigantica
Genus: Fasciola Spesies: Fasciola hepatica
Habitat: Saluran empedu
Inang definitif: Kambing, domba, sapi & ruminansia lain, semua jenis kecuali unggas
Penyebaran: Kosmopolitan

Penyebab fasciolosis terutama pada kambing, domba, sapi



Morfologi :

Ukuran : 25 – 30X 8 – 15 mm
Warna coklat keabuan
Bentuk seperti daun; anterior lbh lebar d.p. posterior
Ventral sucker terletak sejajar dg bahu & besarnya = oral sucker
Kutikula berduri







Caecum bercabang & meluas ke posterior
Testes bercabang, letak½ - ¾ panjang tubuh
Ovarium bercabang, terletak sbl kanan tubuh & anterior testes
Uterus terletak di bagian anterior testes

Ukuran telur : 130 – 160 x 63 – 90 µm






Genus : Fasciola Spesies : Fasciola gigantica
Indigenous parasite

Morfologi:
Ukuran : 25-75 x 5-12 mm.
Warna lebih transparan
Bahu tidak begitu nyata
Ukuran telur : 156-197 x 90-104 m & warna coklat
siklus hidup fasciola
Telur –> Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea –> Sporokista –> berkembang menjadi Larva (II) : Redia –> Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong –> Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air –> Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) –> masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis.

Inang perantara: Lymnea rubigenosa = L. javanica
KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Digenea
Family : Dicrocoelidae
Genus : Eurytrema
Species : Eurytrema pancreaticum


Famili: Dicrocoelidae Genus: Eurytrema Spesies: E. pancreaticum
Habitat: sal pancreas, kadang sal empedu & duodenum
Inang definitif: sapi, kerbau, kambing, domba, & manusia.
Inang perantara I: siput Bradibaena similaris,
Cathaica ravida siboldtiana.
Inang perantara II: belalang: Conocephalus maculatus,


Morfologi :

Ukuran cc dewasa : 8-16x5-8,5 mm
Tubuh tebal dan berduri
Sucker besar, oral sucker> ventral sucker
Faring kecil & esofagus pendek
Testes terletak horizontal

Genital pore bermuara sedikit di belakang percab intestine
Ovarium terletak dekat pertengahan tubuh & posterior testes
Uterus terletak di posterior tubuh

Telur berukuran 40-50 X 23-34 mikron




SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa hidup di dalam saluran pancreas.
Telur dikeluarkan bersama feces dan termakan oleh
land snail (siput tanah)- IH I

Cercaria berkembang menjadi metacercariae infektif
setelah memakan belalang- IH II

Dalam tubuh siput terjadi perkembangan dua
generasi sporokista-Sporokista II menghasilkan
cercaria


Siklus hidup lengkap stl belalang yang
mengandung metacercaria infektif
termakan bersama rumput oleh
ruminansia

Manusia tertular karena tertelannya
belalang yg terinfeksi metacercaria


KLASIFIKASI/TAXONOMI
Phyllum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Digenea
Family : Paramphistomatidae
Genus : Paramphistomum
Cotylophoron
Gastrothylax
Gigantocotyle
Gastrodiscus


Famili: Paramphistomatidae
Ciri-ciri:
Tubuh tebal dan sirkuler pada potongan melintang
Ventral sucker terletak di ujung posterior tubuh
Kantong ventral berukuran besar
Oral sucker kadang mempunyai kantong
Faring ⊝, esofagus ⊕
Intestinal caecal sederhana
Kutikula tidak berduri
Genus: Paramphistomum Spesies: Paramphistomum cervi
Habitat: rumen dan retikulum
Inang definitif: kambing, domba dan sapi
Penyebaran : kosmopolitan
Merupakan “Conical Fluke”

Morfologi:

Ukuran cacing dewasa: 5-13X2-5 mm
Warna merah muda pd wkt masih hidup
Bentuk seperti buah pear
Bag ventral concaf & dorsal sedikit convex
Memp sucker besar di bag sub terminal posterior


Testes sedikit berlobi & terletak tandem
Ovarium di bag anterior testes
Vittelaria terletak ant faring dan ventral sucker
Genital pore terletak 1/3 bag anterior






Genus: Cotylophoron
Spesies: Cotylophoron cotylophorum
Cacing dewasa mirip dengan P.cervi tapi genital sucker mengelilingi genital pore
Ukuran < P cervi
Ukuran telur: 123-135 X 61-88 mikron

Genus: Gastrothylax Spesies: Gastrothylax crumenifer
Habitat: rumen dan retikulum
Inang definitif: kambing, domba, sapi dan ruminansia lain
Berbeda dengan genus lain: Kantong ventral berukuran besar, terbuka di bagian anterior dan meluas di seluruh permukaan ventral sampai posterior sucker.

Morfologi :

Cc dws berwarna merah muda wkt masih hidup, memanjang circular pd pot transversal
Ukuran cc dewasa: 9 – 18 X 15 mm
Caecum terletak pd tepi anterior testes
Testes berlobi dan horizontal
Ovari di sbl posterior caecum dan testes
Uterus terletak pd pertengahan tubuh
Ukuran telur: 115-135X 60-70 mikron



Genus: Gigantocotyle Spesies: G. explanatum
Habitat: saluran empedu, kantung empedu dan duodenum
Inang definitif: sapi dan kerbau
Penyebaran: Indonesia, Malaysia, dan India.
Bentuk seperti kerucut, sl st ujung runcing dan ujung lainnya melebar

pendahuluan helminthologi

PENDAHULUAN TERMINOLOGI PADA HELMINTOLOGI
Parasitologi: Ilmu pengetahuan yg
mempelajari tentang parasit.

Parasit: Organisme yg hidup pd atau di
dalam organisme lain dan atas
beban organisme yg ditumpanginya
(inang / hospes).

Parasitosis: Hubungan antara 2 organisme: satu
organisme merusak yg lain dan
menyebabkan perub patologi dan gej
klinis pada hewan muda


Parasitiasis: Hubungan antara 2 organisme, organisme yg satu merusak dan menimbulkan keadaan patologik tetapi tidak menimbulkan gejala klinis. Misal pada hewan dewasa atau karier

Komensalisme: Hubungan yg sepadan , satu fihak (parasit) mendapat keuntungan dan fihak lain (inang) tidak beruntung /dirugikan. Misalnya Entamoeba coli didalam saluran pencernaan hewan, tidak pernah menimbulkan kerugian bagi hewan
Simbiosis: Hubungan antara inang dan parasit, yang diperlukan oleh keduanya dan keduanya memperoleh keuntungan. Contoh: jamur dan ganggang membentuk lichens. Mutualisme: serupa dg simbiosis ttp hubungan antara parasit dan inang tidak menjadi keharusan dan inang dapat hidup sempurna tanpa parasit. Bila selulosa yg dimakan sapi dan kambing, dicerna oleh mikroorganisme yang hidup di dalam rumen mamalia itu sendiri----mutualisme.
Inang/Hospes ada 2 macam: Inang definitif: Inang tempat hidup tingkatan parasit dewasa, kehidupan seksual parasit. Inang perantara: Inang tempat hidup tingkatan parasit belum dewasa atau kehidupan aseksual parasit. Ada 2 macam vektor : Vektor mekanis: Suatu agen pemindah tanpa adanya perubahan perkembangan parasit. Vektor biologis: Suatu agen pemindah: dalam agen pemindah tersebut terjadi perkembangan parasit.

Berdasarkan habitatnya, parasit diklasifikasikan menjadi :
Ektoparasit: Parasit yg hidup pd bagian luar induk semang/inang.
Endoparasit: Parasit yg hidup di dalam tubuh inang.

Berdasarkan keeratan ikatan parasit dengan inang (hospes)nya serta sifat parasit, maka dikenal :
Parasit obligat: Parasit yg memerlukan paling sedikit satu inang untuk menyempurnakan siklus hidupnya.


Parasit fakultatif: Parasit yg tidak memerlukan satu inang untuk menyempurnakan setiap siklus hidupnya.
Parasit permanen: Parasit yg ada di dalam atau pada satu inang selama hidupnya.
Parasit temporer: Parasit yg sebagian siklus hidupnya hidup bebas. Parasit periodik: Parasit yg menyerang inang utk waktu yg pendek, atau secara periodik utk mendptkan makanan Hiper parasit: Parasit yg hidup pada parasit lain.
Definisi lain yg perlu diketahui utk pembahasan lebih lanjut: Parasit patogen: Parasit yg merusak atau merugikan inang sampai derajat tertentu yang biasanya berkembang dengan memberikan gejala klinis. Parasit utama: Parasit yg mampu menimbulkan penyakit tanpa bantuan faktor predisposisi. Parasit kedua: Parasit yg memerlukan faktor predisposisi tertentu utk dapat menimbulkan penyakit.

Infeksi: Masuknya/menetapnya parasit dengan atau tanpa adanya gejala klinis.
Parasit sporadis atau accidental: Parasit yg berkembang dalam suatu organisme yg tidak biasa sebagai tempat hidupnya.
Reservoar: Suatu inang yg terifeksi oleh parasit di alam, yg memegang peranan penting dalam endemisitas parasit di suatu daerah.

Karier: Suatu induk semang yg memegang peranan penting dlm penyebaran suatu parasit tetapi pada induk semang itu sendiri tidak menunjukkan gejala klinis atau patogenitas penyakit parasit.
Infestasi: Adanya parasit pada/permukaan inang. Periode prepaten: Waktu antara invasi oleh suatu parasit dan penemuan tingkatan hidup baru perkembangan parasit dari inang. Periode paten: Waktu adanya parasit dalam inang yang dapat ditera secara laboratorik. Simptom: Segala macam penyimpangan dari keadaan normal.
Kelas (Class) Trematoda
Terdiri dari 3 ordo:
Monogenea: Parasitik pada vertebrata air

Aspedogastrea: Parasitik ikan, udang, kura-kura dan siput

Digenea
Ordo Digenea
Ciri-ciri:

Tubuh : pipih dorso-ventral; seperti daun, kecuali: Famili Schistosomatidae & Paramphistomatidae

Kutikula : Halus / berduri
Organ-organ: 1. Oral sucker : penghisap mulut 2. Ventral sucker : penghisap perut 3. Digestive system, terdiri dari: - Mulut : dikelilingi oral sucker - Faring : berotot tebal - Esofagus - Intestinum: sekum - Anus/kloaka: 

Excretory system: tdd kantong sederhana dan terbuka dan berakhir  sel obor = flame cells
Nervous system: tdd serabut syaraf melingkari esofagus dan ganglia

Sense organ: miracidium dan cercaria eye spots Sistem reproduksi: hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae

Testes bulat, berlobi, bercabang atau terbagi dalam beberapa bagian yang kecil
Ovarium agak berlobi, mengeluarkan telur  saluran telur (saluran vitteline)  bermuara ke ootype (dikelilingi oleh kelenjar Mehlis (pembentuk cangkang telur).

Dari ootype  uterus  genital pore.

Selasa, Maret 22, 2011

sanitasi dan hygine makanan

Tujuan :
1.Menjamin keamanan dan kebersihan makanan.
2.Mencegah penularan wabah penyakit.
3.Mencegah beredarnya produk makanan yg merugikan masyarakat.
4.Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan makanan.

Prinsip sanitasi adalah untuk menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan makanan serta mencegah terjadinya kontaminasi kembali.

Kontaminasi mungkin berasal dr pestisida, bahan kimia, insekta,tikus,partikel benda asing dan mikroorganisme.
Sanitasi adalah
* Membersihkan:
menghilangkan mikroba yg berasal dari sisa makanan dan tanah yg mungkin dapat menjadi media yg baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
* Sanitasi:
menggunakan zat kimia dan atau metode fisika utk menghilangkan sebagian besar mikrorganisme yg tertinggal pada permukaan alat dan mesin pengolah makanan.

1.Keamanan dan kebersihan produk makanan yg diproduksi.
2.Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan.
3.Keamanan terhadap penyediaan air.
4.Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.
5.Perlindungan makanan thd kontaminasi selama
proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan.
6.Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.

Makanan sehat, adalah makanan yg layak dimakan, bebas dari pencemaran bahan kimia atau mikroorganisme yg dapat menyebabkan sakit. Harus dijaga tetap sehat dengan cara penyimpanan yg baik, penyajian yg tepat, pengangkutan dan pengepakan yg benar.

Makanan rusak, adalah makanan yg apabila dikonsumsi akan menyebabkan tidak sehat. Disebabkan oleh kontaminasi pra/pasca prosesing atau cara prosesing yg tidak benar

1. Nonperishable food (stable food) adalah makanan yg sifatnya stabil dan tidak mudah rusak kecuali jika mendapat perlakuan yg tidak baik, contoh: makanan kering, gula, tepung, makanan kaleng.
2. Semiperishable food
adalah makanan yg sifatnya semi stabil dan agak mudah busuk, contoh: roti kering dan kentang.
3. Perishable food
adalah makanan yg sifatnya tidak stabil dan mudah busuk, contoh: ikan, daging, susu dan telur.

Food Poisoning Racun berada pada makanan (kimia, mikroba) Food Infection Makanan mengandung mikroba yang membahayakan. Pengawasan : Microbial hazard Risk Factor Management & control
Faktor pengaruh sanitasi makanan 1. bahan peralatan 2. manusia 3. Makanan

1.Sumber bahan makanan.
2.Pengangkutan bahan makanan.
3.Penyimpanan bahan makanan.
4.Pemasaran bahan makanan.
5.Pengolahan makanan.
6.Penyajian makanan.



Sumber bahan makanan

Bahan dipilih yg bersih, segar, bebas bahan berbahaya dan beracun (pestisida, feses, logam berat dsb.)
Segera diolah apabila tidak ada fasilitas penyimpanan dingin.
Semua bahan harus yg masih baik dan utuh.

Pengangkutan bahan makanan

Kendaraan pengangkut memiliki alat pendingin dan tertutup.
Lindungi dari cemaran kimia, serangga, ludah sewaktu menata dan membawa makanan.
Peralatan wadah makanan tidak melarutkan zat beracun kedalam makanan.

Penyimpanan bahan makanan

Suhu penyimpanan sesuai keperluan.
Waktu penyimpanan sesingkat mungkin utk mencegah kerusakan dan penurunan mutu.
Hindari suhu danger zone, yaitu 100C - 600C.
Gunakan sistem FIFO.
Usahakan makanan masak tidak disimpan lebih dari 6 jam.
Lindungi makanan dari pencemaran kembali dan pencemaran silang.

Penyimpanan suhu dingin Chilling : -3 s/d 1°C Freezing: -18°C b. Pengawetan Panas & dingin Bahan pengawet (garam, asam, SO2 : 50-2500 ppm, asam benzoat 160- 2000 ppm, asam sorbat : 1000 ppm, sodium nitrit 10-200 ppm) Dehidrasi & irradiasi ( x-ray : 0,5- 0,75 Mrad)

Jika dilakukan penyimpanan dalam gudang:
Tempat penyimpanan dibangun sedemikian rupa shg binatang pengerat atau serangga tidak bersarang.
Jika menggunakan rak, hrs disediakan kolong agar mudah dibersihkan.
Suhu tidak lembab, untuk menghindari jamur.
Sirkulasi udara cukup baik.
Pencahayaan cukup.
Dinding bawah dicat putih utk melihat jejak tikus (kalau ada).
Harus ada jalan dalam gudang (jalan utama, jalan keliling, jalan antar rak).


Pemasaran makanan
Tempat penjualan atau pasar harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain kebersihan, pencahayaan,sirkulasi udara dan memiliki alat pendingin.

Pengolahan makanan

Cuci bahan dgn air bersih sehingga mengurangi pencemaran.
Masak suhu 1000C supaya kuman patogen mati.
Lindungi penjamah makanan agar tidak mencemari makanan.
Waktu masak harus dekat dengan waktu makan dan tidak lebih dari 4 jam.

Penyajian makanan

Bebas dari kontaminasi,bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera konsumen.
Segera sajikan makanan dalam keadaan panas pd suhu >600C atau dalam keadaan dingin <100C.
Tidak boleh disimpan lebih dari 8 jam.
Tidak mencampur makanan baru dengan makanan sisa penyajian.
Lakukan uji organoleptik (merasakan) sebelum disajikan.

Persyaratan sanitasi dan hygiene harus
terpenuhi:
- Kesehatan dan kebersihan individu.
- Tidak menderita penyakit infeksi.
- Bukan karier suatu penyakit.
- Mencegah sumber pencemaran dari tubuh.
- Personil penyaji makanan harus bersih,
rapi, memiliki etika dan sopan santun,
berpenampilan baik, trampil menyajikan
makanan.
Hygyne pekerja Kebersihan tangan (S. aureus) Kebiasaan (batuk, bersin, buang ingus, meludah dsb) Pakaian Perhiasan Penyakit

Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan.
Keamanan air.
Keamanan bahan tambahan.
Pengelolaan limbah dan kotoran.
Metode Pencucian Alat CARA : Manual Menggunakan mesin Air Sesuai dengan standar air bersih Bahan Pembersih Tidak membahayakan kesehatan

Standard yg digunakan:
1.Pre rinse: menghilangkan tanah dan sisa makanan dgn mengerok, membilas dgn air, menyedot kotoran dsb.
2.Pembersihan: menghilangkan tanah dgn cara mekanis atau mencuci dgn lebih efektif.
3.Pembilasan: membilas tanah dgn pembersih seperti sabun/deterjen dr permukaan.
4.Pengecekan visual: memastikan dengan indera mata bahwa permukaan alat2 bersih.

5.Penggunaan desinfektans: utk membunuh mikroba.
6.Pembersihan akhir: bila diperlukan untuk membilas cairan desinfektans yg padat.
7.Drain dry atau pembilasan kering: desinfektan atau final rinse dikeringkan dari alat2 tanpa diseka/dilap. Cegah jangan sampai terjadi genangan air karena merupakan tempat yg baik bagi pertumbuhan kuman.

1. Parasit: cacing dan amuba  hewan sakit, pemasakan kurang baik.
2. Mikroorganisme: Salmonella, Shigella, Vibrio cholera, Virus hepatitis dll  lalat, dicuci air kotor, hewan sakit, tercemar manusia.
3. Zat kimia: bahan pengawet dan pewarna, pestisida, logam berat dll  kelalaian, kontak.
4. Bahan radioaktif: Kobalt dan Uranium  kontaminasi.
5.Toksin, berasal dari mikroorganisme, hewan, tumbuhan (Clost.botulinum, Staphylococcus, kerang, bbrp jenis ikan, kentang, singkong, jengkol, gadung, jamur dll.)



Mengapa bahaya ada dalam makanan?
1.Secara alami telah mengandung zat kimia beracun, misal: singkong mengandung HCN, toksin ikan dan kerang dll.
2.Sebagai media perkembangbiakan, sehingga dapat menghasilkan toksin yg berbahaya, mis: bacterial food poisoning.
3.Sebagai perantara. Makanan terkontaminasi dikonsumsi manusia, agen penyebab berkembangbiak dan timbul gejala penyakit.

1. Makanan berada dalam tahap kematangan yg dikendalikan.
2. Makanan bebas dari pencemaran sejak tahap produksi sampai penyajian atau penyimpanan makanan yg sudah diolah.
3. Bebas dari perubahan2 fisik, kimia yg tidak diketahui atau karena kuman, parasit, binatang pengerat dan serangga atau karena pengawetan.
4. Bebas kontaminasi mikroorganisme dan parasit yg se-olah2 seperti makanan fermentasi.


Semua peraturan dan perundangan yg berhubungan dengan hygiene dan sanitasi, seperti :
- UU No.9/1960 ttg Pokok2 Kesehatan.
- UU no.11/1962 ttg Hygiene utk Usaha2 bagi Umum.
- UU No.2/1966 ttg Hygiene.
- Sk Mentan ttg pengawasan thd hewan potong, sanitasi susu dan daging dll.
- UU no.6/1967 ttg Pokok2 Kehewanan.


Tanda2 umum:
- Infeksi bakteri  demam, sakit kepala, mual, sakit perut dan diare.
- Toksin bakteri  demam, sakit kepala, mual, sakit perut disertai lemah badan. Diare kadang bercampur darah.
- Bahan kimia (pestisida, logam berat)  badan lemah, kesadaran menurun, tubuh dingin, mual, muntah, mulut berbusa, mati.
- Racun alam  demam, sakit kepala, mual, sakit perut, kejang, sakit otot, kadang diare.

1 kasus kontaminasi makanan

fenomena gunung es

Terjadi kekacauan organisasi dalam
sistem pengawasan, pengamanan
hygiene dan sanitasi

Disiplin tinggi karyawan dan pimpinan

mikrobiologi pangan

MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI HASIL TERNAK (THT)
D3
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
Difinisi :
ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI PENGARUH PROSES PENGOLAHAN THD MIKROORGANISME
- mekanisme ketahanan mo thd proses pengolahan

- mempelajari perubahan2 mo pd makanan selama & setelah
pengolahan

1. merugikan ------- kebusukan, keracunan makanan
2. menguntungkan ---------- fermentasi

KURVA PERTUMBUHAN BAKTERI
FASE LAG
FASE LOG
FASE STASIONER
FASE KEMATIAN

FASE LAG -------- fase penyesuaian bakteri thd lingkungan baru
tdk peningkatan jml sel tapi peningkatan ukuran
LAMA FASE tergantung faktor2 :
- keadaan faali sel saat diinokulasi
- kondisi lingkungan sebelumnya
- jumlah awal bakteri yang hidup di dalam inokulum
FASE LOGARITMIK/ EKSPONENSIAL
JUMLAH SEL MENINGKAT SECARA LOGARITMIK SEHINGGA DPT DIHITUNG WAKTU GENERASI ------ wkt yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel menjadi 2 kali lipat

FASE STASIONER -------- kecepatan tumbuh sama dengan kecepatan mati

FASE KEMATIAN --------- terjadi akumulasi bahan toksik, zat hara juga berkurang, fase ini berlawanan dg fase log
- jumlah sel menurun terus sampai terjadi jumlah konstanuntk bbrp waktu
- sel yg hdp bertahan sementara shg waktu generasi menjadi sangat lama
- sel mati krn enzim otolitik dan media mengering
EKOLOGI MIKROORGANISME PADA MAKANAN
SUMBER MO PD MAKANAN
- Berasal dari tanah
- air permukaan
- debu
- saluran pencernaan mns dan hwn
- saluran pernafasan mns dan hwn
- lingkungan pemeliharaan,persiapan,penyimpanan / pengolahan

FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI JUMLAH & JENIS MO PD MAKANAN
FAKTOR INTRINSIK
FAKTOR EKSTRINSIK
FAKTOR PENGOLAHAN
FAKTOR IMPLISIT
FAKTOR INSTRINSIK -------- sifat fisik,kimia,struktur makanan Mempengaruhi :
POPULASI DAN PERTUMBUHAN MO YAITU
- pH
- aktivitas air ( aw )
- potensial redoks
- kandungan nutrisi
- senyawa antimikroba
- struktur biologi
NILAI pH: mo tumbuh pd pH 6,6 – 7,5 bbrp yang dpt tumbuh di bwh pH 4, bakteri mempunyai kisaran pH lbh sempit dari khamir & kapang
Bakteri tumbuh pd pH 4 – 8, Khamir pd pH 1,5 – 8,5 dan Kapang 1,5 - 11
AKTIVITAS AIR ( aw )
MAKANAN SEGAR ------ aw > 0,99
- Bakteri pembusuk tdk dpt tumbuh pd aw < 0,91
- Khamir pembusuk tdk dpt tumbuh pd aw < 0,88
- Kapang pembusuk tdk dpt tumbuh pdaw < 0,80

POTENSI REDOKS ( O/R ) : potensi O / R dari substrat menunjukkan kemampuan untk melepaskan elektron ( teroksidasi ) atau menerima elektron ( tereduksi )

KANDUNGAN NUTRISI : KAPANG MEMPUNYAI KEBUTUHAN NUTRIENT PALING MINIMAL, BERTURUT2 KHAMIR, BAKTERI GRAM NEGATIF, BAKTERI GRAM POSITIP
SENYAWA ANTIMIKROBA
- DALAM SUSU MENTAH TERDAPAT LAKTOPEROKSIDASE YG EFEKTIF TERHADAP STREPTOCOCCI
- PUTIH TELUR TERDAPAT LISOZIM
- ASAM BENZOAT TERDAPAT DALAM BEBERAPA BUAH2AN
- EUGENOL PADA CENGKEH
- ALDEHID SINAMAT DALAM KAYU MANIS

STRUKTUR BIOLOGI
BEBERAPA BHN PANGAN MEMPUNYAI STRUKTUR SPESIFIK YANG MELINDUNGI TREHADAP MASUKNYA ORGANISME PEMBUSUK & PROSES PEMBUSUKAN
TEKSTUR BAHAN PANGAN JUGA MEMPENGARUHI KECEPATAN PEMBUSUKAN OLEH ORGANISME PEMBUSUK
CONTOH : ikan & daging ayam mempunyai struktur lbh lembut dari daging sapi ------- cepat busuk

FAKTOR EKSTRINSIK KONDISI LINGKUNGAN PENYIMPANAN MEMPENGARUHI JUMLAH & JENIS MO PD MAKANAN YAITU :
SUHU ------ berdasarkan suhu optimum pertumbuhan mo dpt dibedakan :
1. PSIKROFIL : 5 – 15 C ( - 5 – 20 C )
2. MESOFIL : 20 – 40 C ( 10 – 45 C )
3. THERMOFIL : 45 – 60 C ( 25 – 80 C )

KELEMBABAN RELATIVE ( RH )
RH LINGKUNGAN MEMPENGARUHI aw MAKANAN
aw RENDAH MENYERAP AIR JIKA DISIMPAN DI LINGKUNGAN RH TINGGI, SEBALIKNYA MAKANAN DG aw TINGGI AKAN KEHILANGAN AIR JIKA DISIMPAN DI DALAM RUANGAN DG RH RENDAH
PENYIMPANAN MAKANAN DLM RUANGAN DG RH RENDAH DPT MENCEGAH BUSUK OLEH MO, TP PD RH RENDAH AKAN KEHILANGAN SEBAGIAN AIR SHG MENGERUT, KUALITAS TURUN
- SUSUNAN GAS ATMOSFIR
JUMLAH & JENIS MO YG TUMBUH PD MAKANAN SANGAT DIPENGARUHI ADA/ TDK OKSIGEN, CO2 & OZON ( O3 ) MEMPUNYAI EFEK PENGAWETAN

CO2 DAPAT DIGUNAKAN UNTK PENGAWETAN BUAH2AN DAN BERSIFAT SBG INHIBITOR KOMPETITIFUNTK ETILEN YG BERPERAN DLM KEMATANGAN BUAH2AN

OZON DAPAT MENCEGAH PERTUMBUHAN MO PEMBUSUK

FAKTOR PENGOLAHAN ------ perlakuan panas, irradiasi dan senyawa ethylen oksidase dpt membunuh semua atau sebagian mo pembusuk. Selain itu tahap2 dlm proses pengolahan kadang dapat menambah jumlah & jenis mo
FAKTOR IMPLISIT ADALAH PARAMETER BIOTIK YANG MEMPENGARUHI JUMLAH & JENIS MO MELIPUTI :
ANTAGONISME
SENERGISME
SINTROFISME

ANTAGONISME DAN SENERGISME TERJADI TERUTAMA MELALUI PEMBENTUKAN SENYAWA PENGHAMBAT ATAU PERANGSANG
SINTROFISME ADALAH PERTUMBUHAN ANTARA 2 MO SEHINGGA MEMBENTUK KONDISI NUTRISI YANG MEMUNGKINKAN MIKROBA LAIN TUMBUH
FAKTOR2 TERSEBUT MEMPENGARUHI JUMLAH DAN JENIS MO DALAM MAKANAN ( pH, aw, senyawa antimikroba )----- membedakan makanan dalam 3 kelompok yaitu :

BAHAN PANGAN MUDAH RUSAK : daging, ikan, susu

BAHAN PANGAN AGAK AWET: diolah

3. BAHAN PANGAN AWET : makanan kering

Senin, Maret 21, 2011

pendahuluan teknologi hasil ternak

Teknologi
Hasil Ternak
Perpindahan penyakit oleh makanan :
1. Keadaan makanan yang dapat mendukung
pertumbuhan mikroorganisme.
2. Jumlah mikroorganisme yang dapat masuk
kedalam makanan.
3. Temperatur cukup baik.
4. Penanganan dan pengolahan makanan yang
salah  inaktifasi mikroorganisme/toksin.
5. Termakannya makanan tercemar
mikroorganisme oleh host.
Bahaya mikrobiologi yang berhubungan dengan makanan :
I. Bahaya yg berhubungan dgn prosesing:
1. Kesalahan handling dan prosesing makanan
2. Efek prosesing thd agen Food Borne Disease
- pemanasan (heat treatment).
- irradiasi (ionizing irradiation).
- pendinginan (refrigeration)
- pembekuan (freezing).
- water activity (aw).
- asam (acids).
- penyebab mikroorg.patogen dalam makanan
- efek kombinasi dari cara preservasi.


II. Bahaya yg berhubungan dengan
penyimpanan yg perlu diperhatikan :
- lama penyimpanan.
- jenis makanan.
- cara prosesing dan preservasi.
- jenis dan jumlah mikroorganisme.
- pH, aw dan temperatur.

III. Bahaya yg berhubungan dgn kebiasaan makan (food habits):
1. cenderung menurunkan bahaya mikrobiologi
- pasteurisasi atau pemasakan susu
- fermented milk.

- cara memasak makanan dgn pemanasan
lama (prolonged cooking).
- vegetarian.
2. cenderung meningkatkan bahaya mikrobiologi
- peternakan intensif dan pemakaian
makanan yang tercemar.
- konsumsi daging/ayam mentah atau
dimasak dengan pemanasan kurang.
- konsumsi susu mentah.
- konsumsi ikan mentah/undercooked fish.
- konsumsi daging hewan liar.
- home canning foods.


- penyiapan makanan “ready to eat” dalam
jumlah besar.
- makan dalam suatu kelompok besar.
- konsumsi makanan tradisional.
IV. Bahaya yg berhubungan dengan perpindahan
populasi dan tourism.
1. international travel (air & sea travel).
2. naik haji/ziarah  international.
3. kamp pengungsi.
4. berwisata dan imigrasi.
5. darmawisata.
6. aksi international.
V. Bahaya yg berhubungan dgn transportasi international (ekspor-impor) makanan/makanan ternak.

KUNtilanak galeri

KUNtilanak galeri

sapa yang masuk?

  • http://kunto-anggoro.blogger.com

Mengenai Saya

Foto saya
Luka hati tak akan bisa hilang sampai ajal menjemput