TEKNIK DIAGNOSA REPRODUKSI, Klasifikasi Berdasarkan
1. EKSTERNAL :
a. Birahi tidak kembali
b. Tinju perut sebelah kanan
c. Asimetri besarnya perut (dari belakang)
d. Ambing membesar
e. Lig. sacro-iliaca& s. ischiadica mengendor
f. Kebengkaan vulva
2. INTERNAL / EKSPLORASI REKTAL
3. ALAT BANTU :
a. Assay progestron
b. Cuboni
c. Radiografi
d. Ultrasonografi
e. Biopsi vagina, dsb
1. DISTOKIA MATERNAL :
Penyempitan saluran kelahiran :
Penyempitan rongga pelvis, pembukaan servik tidak sempurna, ringwomb, cystocele vagina, neoplasma, obstruksi vagina oleh vesica urin penuh urin
Salah letak uterus bunting :
Hernia uteri dan torsio uteri
Ketidak-mampuan pengeluaran fetus :
Inertia uteri primer & sekunder
2. DISTOKIA FETALIS :
Tidak tergantung situs, posisi dan habitus.
Tergantung situs, posisi dan habitus
Kematian fetus dalam uterus :
Mumifikasi & maserasi fetus
3. PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN DENGAN ALAT BANTU
3.1. Teknik assay progesteron cepat
Digunakan untuk mendeteksi sapi betina tidak bunting dengan ketepatan = 100 % ,
Sapi bunting 75 % akurat pada 21-22 hari post breeding
Tingginya kadar progesteron dalam air susu, plasma atau serum menunjukkan adanya korpus luteum fungsional, sehingga kadar porgesteron sirkulasi tinggi.
Rendahnya kadar progesteron dalam sirkulasi menunjukkan tidak adanya korpus luteum fungsional, jika sapi kembali estrus, tidak ada korpus luteum fungsional, maka kadar progesteron dalam sirkuasi rendah.
Alasan mengapa 25 % sapi betina dengan kadar progesteron tinggi pada 21-22 hari setelah breeding terakhir berikutnya tidak diketemukan bunting. Karena ketidak-tepatan waktu pengambilan sampel, waktu breeding yang salah, variasi dalam panjang siklus estrus normal, kematian embrio dini, bertahannya korpus luteum oleh karena patologi uterus dan cyst luteal ovarium.
Kisaran 5-30 % sapi betina yang di IB tidak menunjukkan birahi pada waktu breeding.
Sapi betina dikawinkan fase diestrus lebih, kadar progesteron tinggi setelah breeding.
Kit enzyme immunoasssay untuk progesteron dibuat untuk praktisi pada sapi betina. Identifikasi pada 21-22 hari setelah breeding selanjutnya di tunggu hingga hari 35-40, bila diagnosa kebuntingan tepat melalui palpasi rektal.
Bila sapi tidak bunting pada 21 hari maka sapi kembali dilakukan breeding, dengan menginjeksi pada hari 7 (setelah berkembangnya korpus luteum) dengan prostaglandin (PG), IB ulang dilakukan 3-4 hari berikutnya.
Teknik radioimmunoasssay (RIA) atau enzyme immunoassay (EIA) untuk deteksi progesteron sirkulasi pada hari ke-17 sampai ke-21 setelah breeding atau ovulasi digunakan untuk diagnosa kebuntingan pada kuda betina. Berdasarkan dugaan kuda betina ada korpus luteum fungsional.
Pada kuda betina tidak digunakan secara luas, karena metode lainnya seperti tes rutin: palpasi rektal, dan teknik ultrasound adalah lebih akurat dan tidak membutuhkan waktu (cepat).
Kadar progesteron dievaluasi hari ke-17-21 setelah breeding terakhir pada kebuntingan babi betina. Pada babi tidak bunting kadar progesteron sangat cepat menurun pada hari 17-19 setelah estrus. Kadar progesteron pada hari ke-18-21 sangat tinggi sehingga estrus tidak kembali, dapat digunakan sebagai diagnosa kebuntingan. Kasus false-positif untuk kebuntingan hari 17-21 adalah refleksi kematian embrio dini dan resorbsi.
3.2. Assay estron sulfat
Deteksi estron sulfat pada darah dikerjakan pada babi betina.
Estron sulfat diproduksi plasenta , puncaknya pada plasma darah dicapai hari ke 23-30. False positif 10 % pada beranak berikutnya, refleksi kematian embrio dini dan resorpsi.
Adalah estrogen utama yang diproduksi saat konseptus dan diukur pada plasma induk, air susu atau urine semua spesies ternak. dideteksi awal kebuntingan : babi (hari 20) dan kuda (hari 40) sedangkan pada kambing dan domba (hari 40-50) atau sapi (hari 72).
Dideteksi dari plasma maternal pada babi awal hari ke-17 akhir perkawinan, selanjutnya meningkat dan mencapai puncaknya hari 26-29 selanjutnya menurun.
Test estron sulfat umumnya berguna untuk diagnosa kebuntingan pada babi. Test ini lebih akurat pada awal kebuntingan dan lebih baik daripada deteksi babi tidak bunting menggunakan ultrasound Doppler. Ada hubungan antara jumlah sepersarangan (litter size) pada kelahiran dan tingkat estron sulfat pada serum dan urine pada hari ke-28.
Kerugiannya kesulitan pengumpulan darah dan urine, dapat ditutupi sampel dari feses.
Sapi perah dengan mengukur kadar estron sulfat air susu setelah hari 112 kebuntingan dengan konfirmasi dengan pengujian rektal. Kambing dari air susu atau plasma pada hari 40-50.
Kadar estron sulfat dan eCG (lihat seksi berikutnya) dapat mendiagnosa kebuntingan kuda setelah hari 40. Sebab perkembangan dari fetus mengeluarkan sejumlah besar estron sulfat ke dalam sirkulasi maternal antara hari ke-75 dan hari ke-100 kebuntingan, estron sulfat dapat digunakan melebihi eCG untuk menguji daya hidup (viabilitas) dari fetus.
3.3. Diagnosa imunologis
Teknik imunologis diagnosa kebuntingan dengan mengukur substansi yang dihasilkan selama konseptus, uterus atau ovarium yang masuk ke aliran darah induk (maternal), urine atau air susu.
Ada 2 tipe.
1. Mengukur substansi spesifik kebuntingan dalam sirkulasi darah maternal seperti : equine Chorionic Gonadotropin (eCG), atau human chorionic gonadotropin (hCG).
2. Mengukur substansi tidak spesifik tetapi kadarnya ada dalam sirkulasi darah maternal, urine atau air susu selama masa kebuntingan seperti progesteron.
3.4. Early pregnancy factor
Early Pregnancy Factor (EPF) pertama kali dilaporkan ada dalam darah wanita hamil (stadium pre-implantasi), selanjutnya pada babi betina, domba betina dan sapi betina. EPF berhubungan dengan immunosupressive. Identifikasi EPF oleh aktifitas immunosupresif, dideteksi pada babi, domba, dan sapi. Diagnosa konsepsi, penerapan potensial untuk test EPF untuk deteksi awal gangguan fertilisasi atau kematian embrio dini.
3.5. Pregnant Mare Serum Gonadotropin
Cup (mangkuk) endometrial adalah asli dari fetus, dari kuda bunting hari 36-38 masa kebuntingan. Mangkuk mengeluarkan Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) atau equine Chorionic Gonadotropin (eCG) antara hari 38-120 masa kebuntingan. Metode ini pada awalnya untuk mendeteksi eCG menggunakan assay biologi, tes untuk eCG adalah metode immunologi.
Ketepatan tes immunologi untuk eCG dilaporkan mencapai >90%. False positif sering terjadi karena kematian embrio dini dan reabsorbsi setelah hari 38. Kuda betina tampaknya termasuk dalam status pseudopregnant (bunting semu), bertahan hingga cup endometrium regresi dan eCG tidak tampak dari sirkulasi. Kuda betina ini secara klinis anestrus. Tes immunologi eCG tidak akurat pada kuda betina yang mengandung fetus mule (bagal) dimana kadar eCG sirkulasi kira-kira 1/10 dari kuda betina yang mengandung fetus kuda. Kuda betina dengan fetus kembar kadar eCG lebih tinggi daripada kuda betina dengan anak tunggal. Kuda ponies cenderung kadar eCG lebih tinggi daripada breed kuda besar.
Tes immunologi untuk kebuntingan adalah sangat membantu pada kuda betina daripada bila menggunakan secara sendiri palpasi rektal atau ultrasound.
5.6. Radiography
Radiographi digunakan pada domba, kambing dan babi. Berdasarkan pada identifikasi tulang fetus pada perangkat X-ray.
Kerugian : hanya diterapkan setelah kebuntingan 3 bulan kedepan, harganya mahal dan bahaya paparan radiasi bagi operator.
Pada hari 60-an masa kebuntingan, tulang fetus kambing dapat dideteksi melalui teknik radiographi.
Pembesaran dari uterus dapat dideteksi hari 38 masa kebuntingan, tetapi pada stadium ini tidak dapat dibedakan dari abnormalitas dari uterus. Setelah hari 70-an masa kebuntingan, ketepatannya = 100% danilakukan, dan jumlah anak juga dapat ditentukan.
5.8. Test Cuboni
Konsentrasi estrogen urine meningkat dengan cepat setelah hari ke-80 masa kebuntingan pada kuda.
Tes Cuboni untuk estrogen urine ± 90% akurat setelah hari ke-100 masa kebuntingan, Akurat 100% setelah hari 150.
Tes ini tidak secara luas digunakan, sebab metodenya komplek, juga panjangnya masa kebuntingan yang dikehendaki sebelum mereka berhasil digunakan.
5.9. Teknik Sitologi Vagina
Evaluasi histologi pada irisan melintang dari jaringan vagina yang dikoleksi antara hari 20-25 setelah breeding terakhir digunakan pada babi betina.
Tingkat akurasi 95%.
Spesimen biopsi diambil ±5 cm caudal dari servik menggunakan forcep biopsi rektal dengan tangkai tidak lebih 37 cm. Jaringan selanjutnya diproses dengan salah satu diantara: cryogenic atau teknik histologi standar.
Ketebalan mukosa vagina mencapai maksimum selama estrus dan selanjutnya menurun dengan berkembangnya korpus luteum selama diestrus atau bunting. Proliferasi epithel vagina terjadinya pada phase folikuler jika babi betina kembali estrus setelah breeding tetapi menjadi progresif menipis jika kebuntingan terjadi. Setelah bulan pertama kebuntingan epithel vagina berisi hanya 2 - 3 lapisan, dimana kejadian ini menjadi 5 – 20 sel tebalnya pada babi betina tidak bunting, tegantung pada stadium dari siklus.
Keuntungan menggunakan biopsi vagina untuk diagnosa kebuntingan pada babi betina pada waktu awal breeding adalah akurat. Paling akurat pada hari 19-20 setelah breeding terakhir.
Kerugian : waktu yang untuk membuat preparat (sediaan) spesimen vagina untuk evaluasi. Juga akurasi dapat diperbaiki jika tanggal breeding yang tepat diketahui, hal ini adalah tidak memungkinkan diterapkan pada kebanyakan peternakan.
Blog ini di buat, dan di posting untuk kepentingan Ilmu pendidikan, tidak ada biaya dan tidak ada proses yang rumit untuk copy paste pada blog ini....!!! KUN
Minggu, April 17, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KUNtilanak galeri
sapa yang masuk?
- http://kunto-anggoro.blogger.com
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2011
(49)
-
▼
April
(39)
- Manajemen Produksi Sapi Perah
- perencanaan bisnis
- penggolongan usaha peternakan
- merencanakan bisnis
- menggunakan waktu secara efektif
- mengambil resiko
- mengambil keputusan
- lingkungan usaha peternakan
- kepemimpinan
- berjiwa wirausaha
- analisis usaha sapi potong
- analisis usaha sapi perah
- analisis kelayakan usaha peternakan
- susunan susu 3
- susunan susu 2
- susunan susu 1
- post mortem
- ante mortem dan post mortem secara umum
- RPH 2
- RPH 1
- penanganan karkas unggas
- pengawetan panas-dingin
- pengolahan pangan secara fermentasi
- mikrobiologi pangan
- pendahuluan tht
- patologi nutrisi
- patoimunologi 2
- patoimunologi 1
- pendahuluan kemajiran
- diagnosa kebuntingan 2
- fisiologi kebuntingan
- fisiologi kelahiran
- gangguan reproduksi faktor genetik
- kemajiran faktor hormonal
- kerugian gangguan reproduksi
- patologi alat kelamin jantan betina
- pendahuluan distokia
- diagnosa kebuntingan
- Manajemen Produksi Sapi Potong
-
▼
April
(39)
1 komentar:
Best casinos in the world to play blackjack, slots and video
hari-hari-hari-hotel-casino-online-casinos-in-us · blackjack (blackjack) · roulette (no Blackjack Video Poker งานออนไลน์ · filmfileeurope.com Video Poker · Video Poker casino-roll.com · Video jancasino.com poker herzamanindir
Posting Komentar