Garis Besar
Definisi
Klasifikasi distokia
Distokia Materna
Distokia Fetalis
Istilah-2 Kebidanan
Situs, Posisi dan Habitus Normal
Situs, Posisi dan Habitus Abnormal
Tindakan-2 Kebidanan
DEFINISI
KELAHIRAN NORMAL
Etokia = fetus cukup umur, keluar dengan kemampuan bersama antara anak dan induk dalam kisaran normal stadium-1 dan stadium-2 dari kelahiran dan tanpa bantuan manusia
KELAHIRAN TIDAK NORMAL
Distokia = abnormalitas / kesulitan kelahiran (penundaan ringan sampai ketidak mampuan total dari induk untuk melahirkan)
KASUS
3 - 8 %
50 % terjadi pada beranak
pertama kali
Induk – umur, paritas, breed
Bapak – breed
Belgian Blue (hipertrofi muskulus) < 80 %
STADIUM KELAHIRAN
Stadium I dimulai ketika serabut longitudinal dan sirkuler miometrium mulai berkontraksi secara reguler dan berakhir ketika serviks mengalami dilatasi penuh dan bagian fetus memasuki saluran kelahiran
Stadium II pengeluaran fetus
Stadium III pengeluaran membran fetus
Pada kasus ETOKIA dalam fase I fetus mengalami perubahan disposisinya dalam uterus sehingga fetus siap untuk melewati saluran kelahiran
KLASIFIKASI PENYEBAB DISTOKIA
I. Distokia Materna
A. Penyempitan saluran kelahiran
1. penyempitan rongga pelvis
2. pembukaan servik tidak sempurna
3. cystocele vagina
4. tumor vagina
5. labia vulva tertutup sebagian
6. bekas saluran Mullery persistent
7. obstruksi vagina oleh vesica urinaria penuh urine
B. Salah letak uterus
1. uterine hernia
2. uterine torsion
C. Ketidakmampuan pengeluaran foetus
1. kurangnya kontraksi uterus (inertia uteri I & II)
2. ruptura diafragmatika
3. ectopic pregnancy
II. Distokia Foetalis
A. Foetus terlalu besar (oversized fetus)
1. fetus oversize absolute (ext., metab., breed)
2. fetus oversize relative (uk fetus normal)
B. Kelainan perkembangan ( deformasi) fetus
1. duplikasi fetus
2. monstrositis
3. ascites fetus
4. anasarca
5. hydrocephalus
C. Kesalahan situs, posisi dan habitus
D. Kematian foetus
1. Mummifikasi foetus
2. Maceratio foetus
3. Molle/bunting anggur
PRESENTASI, POSISI DAN HABITUS UNTUK KELAHIRAN NORMAL
Situs Longitudinal Anterior
Posisi
Dorso-Sakral
Habitus normal
Situs Longitudinal Posterior
Posisi Dorso-Sacral
Habitus normal
TINDAKAN KEBIDANAN
2. TARIK PAKSA = Forced Extraction - menarik fetus dengan paksa keluar dari saluran kelahiran induk
Syarat-2:
Kedudukan (situs, posisi dan habitus) fetus normal
Ukuran fetus normal / tidak ada kelainan perkembangan
Cairan amnion masih ada
Maks. tenaga 4 laki-laki dewasa / dengan Calf puller
PERUBAHAN DISPOSISI FETUS
Kedua kaki depan, kepala dan leher lurus dan memasuki rongga pelvis
Kedua kaki belakang lurus dan memasuki rongga pelvis
Pemutaran fetus pada sumbu memanjang tubuhnya sehingga posisi menjadi dorsosakral
ISTILAH-ISTILAH KEBIDANAN
Digunakan untuk menjelaskan kedudukan pedet/fetus dalam saluran kelahiran
SITUS / PRESENTASI
POSISI / POSITION
HABITUS / POSTURE
SITUS / PRESENTASI
Menjelaskan hubungan antara sumbu memanjang tubuh fetus dan saluran kelahiran induk
Situs Longitudinal
Sumbu memanjang fetus sejajar/paralel dengan saluran kelahiran
Longitudinal Anterior
= situs anterior, letak kepala
= yang menghadap keluar adalah kaki depan dan kepala
Longitudinal Posterior
= situs posterior, letak sungsang
= yang menghadap keluar adalah kaki belakang
SITUS / PRESENTASI
SITUS TRANSVERSAL
Fetus dalam keadaan melintang (sumbu memanjang fetus tegak lurus terhadap saluran kelahiran )
Transverse dorsal (transverso dorsal)
= Situs Dorso lumbal, Situs Dorsal
= yang menghadap keluar adalah bag. punggung fetus
Transverse Ventral (transverso ventral)
= Situs Sterno-abdominal, Situs Ventral
= yang menghadap keluar adalah bag. dada-perut-kaki2
POSISI / POSITION
Situs longitudinal: Hubungan antara dorsum fetus
Situs transversal : Hubungan antara kepala fetus
terhadap batas-2 pelvis materna
Dorso-sacral/Dorsal (tengkurap)
Dosro-pubis/Ventral (terlentang)
Dorso-left ileal (miring kiri)
Dorso-right ileal (miring kanan)
Cephalo-sacral (kepala diatas)
Cephalo-pubis (kepala dibawah)
Cephalo-ilial sinistra (kepala di kiri)
Cephalo-ilial dextra (kepala di kanan)
HABITUS / POSTURE
Menjelaskan hubungan kaki-2 fetus, kepala-leher terhadap tubuhnya
Fleksi (tertekuk/terlipat)
Extensi (lurus)
HABITUS ABNORMAL
Kaki depan
Penekukan Karpal (uni- & bilateral)
Pelurusan sendi siku yg tidak lengkap (ELBOW LOCK POSTURE)
Penekukan sendi bahu/Scapular flexion
Kaki Belakang
Hock flexion (bilateral: BREECH/BI-HIP FLEXION)
Hip flexion (bilateral: BI-HIP FLEXION commoner)
Kepala-Leher
Lateral/samping
Keatas
Kebawah (VERTEX)
TINDAKAN-2 KEBIDANAN
HIDUP atau MATI ?
Situs Anterior
Refleks menelan/ menghisap
Refleks pedal/menarik
Refleks berkedip
Denyut jantung
Situs Posterior
Refleks pedal/interdigital
Refleks anal
Denyut umbilikus
REPOSISI
Mengembalikan fetus ke situs, posisi dan habitus (kedudukan) normal dengan:
ROTASI
memutar fetus pada sumbu memanjang tubuhnya (membuat posisi menjadi dorsosacral)
TRAKSI menarik bagian tubuh fetus dalam rangka reposisi atau menarik tubuh fetus untuk membantu atau menggantikan tenaga induk
REPOSISI
RETROPULSI mendorong fetus atau bagian tubuh fetus ke arah uterus untuk menyediakan tempat untuk melakukan reposisi
EKSTENSI meluruskan persendian yang menekuk
VERSI pemutaran fetus pada sumbu transversal / melintang tubuhnya (transversal > longitudinal)
Memeriksa ukuran fetus relatif terhadap saluran kelahiran
Pervaginal, dilakukan penalian diatas kedua pergelangan kaki belakang atau kaki depan dan kepala
Ketiga tali ditarik
Tangan diletakkan pada os ilium kiri kanan sakrum dan pubis mengukur berapa banyak sisa bagian foetus yang tidak bisa melewati pelvis inlet
Bagaimana melakukannya ?
Sebisa mungkin sinkron dengan kontraksi induk
Arah pengeluaran fetus
Menjalankan bahu keluar
Melakukan rotasi
DIMENSI PELVIS MATERNA berbagai diameter rongga pelvis
Ø sacro-pubis 19.0 ± 3 cm
Ø bis iliaca superior/dorso trans iliaca 14.5 ± 2 cm
Ø bis iliaca inferior/ ventral trans iliaca 13.5 ± 2 cm
Ø silang sacro-iliaca > Ø A
Hubungan antara bentuk penampang melintang pelvis sapi dan potongan melintang panggul fetus selama proses kelahiran
3. FETOTOMI
Memotong-2 tubuh fetus untuk membantu pengeluaran dari saluran kelahiran
Hanya bila fetus mati
FETOTOMI PERKUTAN pemotongan fetus dengan kulitnya
FETOTOMI SUBKUTAN pemotongan fetus dibawah kulitnya, meninggalkan kulit menempel pada fetus
Blog ini di buat, dan di posting untuk kepentingan Ilmu pendidikan, tidak ada biaya dan tidak ada proses yang rumit untuk copy paste pada blog ini....!!! KUN
Minggu, April 17, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KUNtilanak galeri
sapa yang masuk?
- http://kunto-anggoro.blogger.com
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2011
(49)
-
▼
April
(39)
- Manajemen Produksi Sapi Perah
- perencanaan bisnis
- penggolongan usaha peternakan
- merencanakan bisnis
- menggunakan waktu secara efektif
- mengambil resiko
- mengambil keputusan
- lingkungan usaha peternakan
- kepemimpinan
- berjiwa wirausaha
- analisis usaha sapi potong
- analisis usaha sapi perah
- analisis kelayakan usaha peternakan
- susunan susu 3
- susunan susu 2
- susunan susu 1
- post mortem
- ante mortem dan post mortem secara umum
- RPH 2
- RPH 1
- penanganan karkas unggas
- pengawetan panas-dingin
- pengolahan pangan secara fermentasi
- mikrobiologi pangan
- pendahuluan tht
- patologi nutrisi
- patoimunologi 2
- patoimunologi 1
- pendahuluan kemajiran
- diagnosa kebuntingan 2
- fisiologi kebuntingan
- fisiologi kelahiran
- gangguan reproduksi faktor genetik
- kemajiran faktor hormonal
- kerugian gangguan reproduksi
- patologi alat kelamin jantan betina
- pendahuluan distokia
- diagnosa kebuntingan
- Manajemen Produksi Sapi Potong
-
▼
April
(39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar