triakoso.wordpress.com
Patologi Nutrisi
Ilmu Penyakit Non Infeksius D3 FKH Unair
Nusdianto Triakoso
Ilmu Nutrisi
• Suatu studi yang mencakup penggunaan
dan pengaruh berbagai macam bahan
nutrisi yang dapat diperoleh dari makanan
oleh organisme
• Pengaruh bahan makanan dapat timbul :
– Absorbsi bahan nutrisi yang terkandung
dalam perbandingan dan keseimbangan
tertentu.
– Ketidakseimbangan bahan nutrisi akan
menyebabkan tanda-tanda patologis yang
sifatnya sangat karakteristik sesuai dengan
berat ringannya ketidakseimbangan yang
terjadi.
• Ketidakseimbangan nutrisi
– Defisiensi
– Kelebihan
– Intoksikasi makanan
• Menyebabkan gangguan proses
metabolisme (penyakit metabolik)
• Kondisi tersebut tidak dapat dibedakan
secara jelas dengan penyakit metabolik
karena gangguan sistem gastrointestinal
Ratio Makanan
Asidosis rumen
• Sinonim : grain overload, rumen overload,
lactic acidosis, acute rumen engorgement
• Penyebab :
– Pakan tinggi KH rendah mudah cerna memicu
terjadi lactic acidosis (acute dehydration and
depression)
– Pakan tinggi protein mudah cerna memicu
produksi ion ammonium ion berlebihan
(excitement and hyperesthesia)
• Sering terjadi pada pemeliharaan intensif
Grain
barley hulled
beras
jagung
oat groat wheat berries
buck groat
spelt hulled
rye berries
millet
ASIDOSIS
S. bovis RUMEN
Asidosis Metabolik
Gejala klinis
• Onset of action bergantung jumlah pakan yang
dikonsumsi dan adaptasi hewan
• Gejala klinis dalam 12-36 jam setelah
mengkonsumsi grain (biji-bijian) atau bahan
pakan serupa
• Gejala klinis :
– awal : ataksia, inkoordinasi diikuti kelemahan dan
depresi
– Anoreksi dan gejala kebutaan
– Stasis rumen komplet dan rasa sakit abdominal
– Distensi abdomen.
• Dehidrasi akan terjadi dalam 24-48 jam
Gejala klinis
• Lactic acidosis derajat ringan umumnya
terjadi pada sapi yang diberi pakan
konsentrat (grain-fed cattle)
• Komplikasi
– liver abcesses
– rumenitis or rumen parakeratosis
– mycotic rumenitis
– feedlot bloat
– laminitis
Gejala klinis
• Diare (tidak teramati bila hewan lebih dahulu
mati). Diare profus akan terjadi pada hewan
yang tidak mengalami depresi yang parah.
• Ambruk (kasus berat) karena kelemahan dan
toksemia dalam 24-48 jam.
– Respirasi meningkat karena asidosis
– Suhu tubuh subnormal
– Pulsus lemah. Sapi ambruk diam tidak bergerak(
seperti gejala hipokalsemia
– Daerah muzzle (mukus dan tampak kotor)
Gejala klinis
• Bila terjadi pada sekawanan sapi (herd)
– beberapa hewan mengalami depresi dan asidosis
laktat akut.
– kondisi sedang : depresi ringan disertai diare
– feses agak berbuih, berbau asam dan berwarna
kuning coklat atau agak keabu-abuan
– feses mengandung bahan pakan yang belum
tercerna
– beberapa hewan juga mengalami laminitis akut
Gejala klinis
• Kematian mendadak (suddent death)
biasanya terjadi dalam 24-48 jam, tapi
banyak kasus ditandai dengan gejala
membaik namun kemudian mati karena
komplikasi sekunder. Jarang terjadi kasus
melanjut dalam 3-4 minggu.
• Pulih : kondisi tubuh buruk akibat
rumenitis kronis dan kerusakan hepar.
Milk Fever
• Parturient paresis
• Penyakit peripartus (48-72 jam)
• Ditandai hipokalsemia,
kelemahan otot, dan depresis
kesadaran.
• Insidensi 9% atau wabah
• Kerugian pengobatan $15
juta/tahun
Etiologi-Patogenesis
• Gagal adaptasi kalsium saat laktasi
• PTH tidak responsif, dekalsifikasi terbatas
• Faktor risiko
– Umur
– Produksi
– Manajemen masa kering
Keterkaitan Hipokalsemia dengan
Beberapa Penyakit Peripartus
plasma kortisol RETENSI PLASENTA
METRITIS
THE DOWNER COW SYNDROME
DISTOKIA
HIPOKALSEMIA
BLOAT MASTITIS
KETOSIS FATTY LIVER DISEASE
Metabolisme kalsium
Hepar
Ginjal
Kalsium
a
calcitriol
calcitriol Intestinal PTH
Tulang
Blood
calcium
Gejala klinis
• Tiga stadium
– awal (excitement-tetany)
– kedua (sternal recumbency)
– ketiga (lateral recumbency)
• Pada kambing domba mirip sapi
Gejala klinis
• Hematologi • Biokimia
– eosinofilia – kalsium : 5 mg/dl
– neutrofilia – magnesium
– limfopenia • awal :
• lanjut :
– phosphate :
– glukosa : N
– SGOT :
– CPK :
Terapi
• Kalsium glukonas 25%
– Sapi besar (540-590): 800-1000
– Sapi kecil (320-360) : 400-500
Ketosis
• Kondisi yang terjadi akibat
ketidakseimbangan
metabolisme karbohidrat
• Pada sapi, puncak produksi
• Pada domba, akhir
kebuntingan
Etiologi-Patogenesis
• Hipoglisemia, • Hipoglisemia,
hiperketonemia hiperketonemia
• Ketosis primer • Pada kebuntingan
akhir (anak kembar) • Ketosis sekunder
• Inefisiensi hepar • Faktor risiko
– hipoglisemia – obesitas saat partus
encephalopati
– rasio protein:energi
irreversible
– masa kering lama
• Stadium terminal
– kurang exercise
gangguan ginjal
• Tipe Ketosis (klinis):
– Tipe 1 : Spontaneus underfeeding (kurus, BHBA
sangat tinggi, glukosa darah rendah, 3-6 minggu)
– Tipe 2 : Fat Cows Fatty Liver (gemuk, BHBA tinggi,
benda keton, glukosa darah tinggi, 1-2 minggu)
– Tipe 3 : Wet Silages (bervariasi, BHBA tinggi,
trigliserida hepar, glukosa darah bervariasi,
bervariasi)
• Subklinis
– Awal laktasi BHBA lebih dari 14,4 mg/dl (risiko 3 kali)
Prevalensi Ketosis Subklinis
Gejala klinis
• Wasting • Syaraf
– BB turun drastis – hipoglisemia
– temp, pulus normal – encephalopati
– gerakan rumen turun – hiperestesia, tremor
– feses keras kering – tetani 1-2 jam
berulang interval 8-12 – sembuh spontan
jam
– kematian rendah
– kematian tinggi
Gejala klinis
• Pada domba mirip sapi bentuk syaraf
• Konstipasi, feses kering sedikit
• Ambruk dg gejala syaraf (konvulsi)
• Ambruk 3-4 hari, depresi, koma
Diagnosis
• Hipoglisemia, ketonemia, ketonuria
• Glukosa darah
• Keton urin
• Keton susu
• Plasma kortisol meningkat
• Ketolac strip test, Pink tes liquid (subklinis)
Diagnosis
• Gold standar SCK
– BHBA 14,4 mg/dl
– AcAc 360 umol/l (500 umol/l)
Defisiensi Copper
• Terutama pada sapi dan domba
• Hasil survey terbaru menunjukkan banyak
negara daerah tropis rawan terhadap defisiensi
copper seperti Argentina, Kenya, Bolivia, Brazil,
Panama, Colombia, Peru, Costa Rica, Tanzania,
Senegal, Ethiopia, Saudi Arabia, India, Pilipina ,
Malaysia dan Indonesia.
Fungsi copper
• Metabolisme
• Pertumbuhan villi
• Pembentukan darah
• Depresi pembentukan osteobast
• Myelinisasi syaraf
Akibat defisiensi
• Pertumbuhan terhambat
• Pertumbuhan villi terhambat
• Pigmentasi rambut
• Gangguan pembentukan darah
• Demyelinisasi syaraf
• Degenerasi myocardial
Penyebab
• Pakan tidak mengandung copper
• Pakan tinggi molibdenium
• Intake pakan mengandung sulfate
• (selenium meningkatkan absorbsi)
Blog ini di buat, dan di posting untuk kepentingan Ilmu pendidikan, tidak ada biaya dan tidak ada proses yang rumit untuk copy paste pada blog ini....!!! KUN
Senin, April 18, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KUNtilanak galeri
sapa yang masuk?
- http://kunto-anggoro.blogger.com
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2011
(49)
-
▼
April
(39)
- Manajemen Produksi Sapi Perah
- perencanaan bisnis
- penggolongan usaha peternakan
- merencanakan bisnis
- menggunakan waktu secara efektif
- mengambil resiko
- mengambil keputusan
- lingkungan usaha peternakan
- kepemimpinan
- berjiwa wirausaha
- analisis usaha sapi potong
- analisis usaha sapi perah
- analisis kelayakan usaha peternakan
- susunan susu 3
- susunan susu 2
- susunan susu 1
- post mortem
- ante mortem dan post mortem secara umum
- RPH 2
- RPH 1
- penanganan karkas unggas
- pengawetan panas-dingin
- pengolahan pangan secara fermentasi
- mikrobiologi pangan
- pendahuluan tht
- patologi nutrisi
- patoimunologi 2
- patoimunologi 1
- pendahuluan kemajiran
- diagnosa kebuntingan 2
- fisiologi kebuntingan
- fisiologi kelahiran
- gangguan reproduksi faktor genetik
- kemajiran faktor hormonal
- kerugian gangguan reproduksi
- patologi alat kelamin jantan betina
- pendahuluan distokia
- diagnosa kebuntingan
- Manajemen Produksi Sapi Potong
-
▼
April
(39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar